Jumat, 26 Februari 2021

Membuat Perencanaan usaha agribisnis ternak unggas petelur.

MP      : Agribisnis Ternak Unggas Petelur

Kelas   : XII ATU

Membuat Perencanaan usaha agribisnis ternak unggas petelur.

1.             Pengertian, Maksud, Alasan, Tujuan Dan Manfaat

          Langkah awal yang harus dilakukan sebelum kita melakukan suatu kegiatan usaha adalah melakukan perencanaan usaha. Perencanaan usaha merupakan titik tolak dari pencapaian sebuah tujuan atau proses kerja fikir dan rasa dalam menentukan bagaimana cara bertindak untuk mencapai tujuan. Perencanaan usaha ini akan menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, perencanaan usaha ini menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan melakukannya dan siapa yang akan melakukannya. Keberhasilan dalam suatu usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha. Oleh karena itu, perencanaan usaha hendaklah dibuat/disusun sebaik mungkin. Perencanaan usaha yang “baik” dikatakan bahwa setengah pekerjaan telah selesai. Pengertian “baik” pada perencanaan usaha adalah apabila perencanaan yang dibuat benar-benar tepat (alasan, tujuan, kegunaan, sasaran, metode dan relevansinya), efektif (dapat dilaksanakan), efisien (waktu, tenaga, biaya) dan ada keyakinan dapat mencapainya. Untuk dapat menjalankan kegiatan wirausaha beternak puyuh ini diperlukan biaya atau sejumlah taksasi dana (modal). Setelah melihat langkah-langkah dalam konsep dasar berusaha dan memperkirakan sejumlah taksasi dana yang akan diperlukan, maka wirausaha beternak puyuh dapat dimulai dengan kalkulasi anggaran biaya sebagai berikut :

1)   Biaya tetap

     Komponen biaya tetap

a) Kandang ukuran 3x4 m                                           Rp. 500.000,-

b) Pegawai 2 / 1 orang @ Rp. 500.00                          Rp. 1.000.000,-

c) Listrik x 12 bulan                                                     Rp. 240.000,-

d) Alat/perlengkapan kandang                                     Rp. 1.000.000,-

e) Tempat makan 10 buah/buah @ Rp. 5.000              Rp. 50.000,-

f) Tempat minun 10 buah/buah @ Rp. 5.000              Rp. 50.000,-

 

_____________________________________________________________+

Total Biaya tetap                                                          Rp. 2.840.000,00

Biaya tak terduga                                                         Rp. 300.000,00

Jadi modal tetap adalah = 2.840.000 + 300.00 =        Rp. 3.140.000,00

 

2) Biaya Operasional

a) Bibit puyuh umur 1 bulan 50 ekor betina                Rp. 500.000,-

b) Bibit puyuh umur 1 bulan 20 ekor jantan                Rp. 200.000,-

c) Pakan 5 kg per hari x 150 hari x Rp 1500 / kg         Rp. 1.125.000,-

d) Obat dan vaksin                                                      Rp. 150.000,-

e) Biaya pengangkutan + perawatan                            Rp 300.000,-

 Total Biaya Operasional                                           Rp.2.275.000,-

 

Jadi jumlah modal yang dikeluarkan adalah sebesar Modal tetap + Modal operasional

= Rp. 3.140.000 + Rp.2.275.000 = Rp. 5.415.000,00

 

3) Biaya Penjualan

 

Penjualan telur puyuh jika per butir telur =                  Rp.250,-

Jadi bila 1 burung betina 1 hari 4 telur maka 50 betina selama 1 tahun adalah = 4 x 50 x 360 = 72.000 butir telur/tahun

Hasil penjualan =                                                         72.000 x 250 =18.000.000,00

 

 

4) Keuntungan Usaha

 

Jumlah Penjualan + Jumlah Modal adalah = Rp. 18.000.000,00 - Rp. 5.415.000,00 =

                                                                       Rp. 12.585.000,00

 

Jadi keuntungan bersih selama 1 tahun adalah Rp. 12.585.000,00

 

1) Pengertian perencanaan usaha

          Perencanaan usaha adalah dari kata “perencanaan” dan “ usaha”. Perencanaan dalam pengertian ekonomi, artinya fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan visi, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program, dan anggaran. Sedangkan usaha atau bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok individu yang dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan mengkombinasikan sumberdaya atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan atau jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh manfaat finansial, yaitu laba bisnis atau laba usaha (business profit).

          Dari kedua pengertian di atas sekarang dapat didefinisikan arti perencanaan usaha yaitu sebagai proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu (Khaerul maddy, 2009).

Dalam Perencanaan usaha terkandung adanya:

a.       Visi, yaitu cita-cita masa depan perusahaan yang akan melakukan usaha tersebut.

b.      Misi adalah maksud khas atau unik dan mendasar yang membedakan perusahaan dengan perusahaan lain serta mengidentifikasikan ruang lingkup kegiatan usaha/perusahaan yang bersangkutan.

c.       Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai dari usaha/perusahaan tersebut.

d.      Strategi adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan usaha dengan melibatkan semua sumberdaya atau faktor produksi yang dimiliki. Dalam dunia bisnis dikenal beberapa strategi yang biasa diterapkan perusahaan sebagai berikut:

Ø  Defender, strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih dan mempertahankan pasar pada segmen sempit dari seluruh pasarpotensial yang ada.

Ø  Prospector, strategi bisnis yang diarahkan secara agresif untuk meraih pasar seluas-luasnya melalui inovasi produk produk baru.

Ø  Analyzer, strategi bisnis yang dijalankan melalui imitasi, yaitu meniru apa yang dilakukan prospektor. Strategi bisnis seperti ini bertujuan meraih keuntungan dengan meminimalkan risiko.

Ø  Kepemimpinan dalam biaya (cost-leadership strategy), strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih pasar seluasluasnya melalui harga produk yang semurah-murahnya.

Ø  Diferensiasi (differentiation strategy), strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih pasar seluas-luasnya melalui keunikan produk yang dihasilkan.

Ø  Fokus (focus strategy), strategi bisnis yang diarahkan dalam segmen pasar yang sempit yang dijalankan melalui fokus dalam kepemimpinan biaya (cost focus) atau fokus dalam diferensiasi (differentiation focus). (Khaerul maddy, 2009).

 

2) Maksud, tujuan dan manfaat Perencanaan usaha

 

          Dalam suatu kegiatan usaha, merencanakan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam proses pengembangan sebuah usaha. Dengan perencanaan yang benar , maka dapat membantu seseorang wirausaha dapat menetapkan target jangka panjang dan jangka pendek dari bisnis baru yang diinginkan.

 

a) Rencana usaha ini secara khusus dimaksudkan untuk :

Ø  Meningkatkan peluang keberhasilan suatu usaha

Ø   Secara jelas menentukan kegiatan-kegiatan agar bisnis dapat beroperasi dengan sukses

Ø  Mengidentifikasi semua sumber daya yang tersedia untuk bisnis tersebut dan cara menggabungkan sumber daya ni untuk hasil yang maksimal

Ø  Mengidentifikasi standar-standar kinerja untuk setiap segmen pengoperasian bisnis yang dapat dibandingkan dengan kinerja aktual. Hal ini merupakan pengendalian untuk menjaga agar bisnis beroperasi pada jalur yang benar.

Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:

Ø  Pihak investor. Investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya;

Ø  Pihak kreditor, dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan kajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya;

Ø  Pihak manajemen perusahaan, sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan

Ø  Pihak pemerintah dan masyarakat, ini disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan; dan

Ø  Bagi tujuan pembangunan ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antaralain ditinjau dari aspek kebijakan pemerintah, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.

 

            Ada empat hal penting yang perlu diketahui dalam merencanakan suatu usaha agibisnis unggas petelur, yaitu menentukan skala usaha, menentukan kebutuhan sarana dan prasarana, menentukan biaya, pendapatan dan keuntungan serta melakukan analisa usaha

 

b) Alasan membuat perencanaan usaha adalah :

Ø  Dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha sehari-hari.

Ø  Perencanaan usaha yang telah disusun dengan baik akan memudahkan para pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan mereka menyimpang atau sesuai dengan rencana.

Ø  Dengan adanya perencanaan usaha yang disusun (tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak

Ø  Dengan adanya perencanaan usaha, maka segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.

Ø  Untuk mendapatkan pembiayaan dari Lembaga Pemberi Pinjaman.

Dengan adanya perencanaan usaha yang jelas akan memudahkan kita untuk mencari bantuan kerjasama dari berbagai pihak karena didalam perencanaan usaha menunjukkan aspek keuangan, dan aspek pemasaran yang mana hal tersebut akan memudahkan pengelola usaha mendapat dukungan berupa pinjaman melalui lembaga pemberi pinjaman

Ø  Untuk mendapatkan dana investasi.

Perencanaan usaha yang jelas juga memungkinkan kita untuk mendapatkan pinjaman melalui pihak-pihak lain yang potensial yang akan mendukung pemenuhan investasi usaha kita.

Ø  Untuk mengatur dengan siapa harus bekerjasama

Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat diharapkan memasok barang buat perusahaan anda

Ø  Untuk mendapatkan kontrak besar.

Perencanaan yang baik menarit minat perusahaan-perusahaan yang lebih besar memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh perusahaan anda

Ø  Untuk menarik tenaga kerja inti.

Perencanaan yang baik mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau mempunyai keahlian untuk bergabung bekerja sama dengan anda. Mungkin saja anda memerlukan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk menduduki posisi kunci dalam perusahaan anda namun anda harus berhati-hati menerima orang-orang tertentu yang dapat pula menjerumuskan perusahaan anda yang baru berdiri Untuk memotivasi dan fokus Perencanaaan yang baik menjamin adanya perhatian yang fokus pada tujuan dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah perusahaan akan bertumbuh makin lama makin komplek sehingga perencanaan usaha akan menjadi komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk tetap berpijak pada arah yang benar

 

c) Tujuan utama dari suatu perencanaan usaha adalah

Ø  Sebagai rencana aksi (Action plan)

            Sebuah perencanaan usaha akan membantu dalam mengambil tindakan bisnis dengan membagi masalah besar ke dalam masalah-masalah kecil yang tidak terlalu rumit. Sebuah rencana usaha akan membantu untuk memilah-milah proses dimaksud menjadi bagian-bagian kecil yang lebih jelas. Dengan demikian sebuah masalah bisnis yang besar dapat dilihat sebagai sebuah urutan masalah-masalah kecil. Dan dengan memecahkan masalah masalah kecil dimaksud, otomatis masalah besar tersebut juga akan dapat terpecahkan.

Ø  Sebagai peta jalan ( Road map)

            Sebuah rencana bisnis membantu untuk tetap fokus dalam arah yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Juga perencanaan usaha akan membantu pihak lain untuk memahami visi usaha yang akan dijalankan, termasuk supplier, pekerja, mitra bisnis, teman dan keluarga.

Ø  Sebagai alat penjualan (Sales tool)

            Sebuah perencanaan usaha merupakan sebuah alat bantu penjualan (Sales Tool), sehingga sebuah perencanaan usaha merupakan alat yang bisa dipergunakan untuk meyakinkan investor untuk menempatkan investasinya di usaha tersebut. Sebuah perencanaan usaha yang ditulis dengan baik akan mendekatkan pengelola usaha dengan pihak-pihak yang melihatbahwa ide bisnis yang ditawarkan akan juga menguntungkan mereka.

 

d) Manfaat dari perencanaan usaha

          Sedangkan manfaatnya dalam perencanaan usaha adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana usaha yang akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antar lain ditinjau dari aspek kebijakan pemerintah, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.

 

e) Langkah-langkah dalam perencanaan usaha

Ø  Analisis pasar

          Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau penyelenggaran untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar dilakukan setelah produk sudah ditentukan, dan menejemen sudah siapkan , maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisa pasar. Maksudnya agar ketika produk peternakan yang kita usahakan sudah berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah benar maka kita tidak akan bingung mau di kemanakan produk yang telah kita buat.

          Keberhasilan usaha perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang di terapkannya dengan dasar memeperhatikan situasi dan kondisi dari analisis pasarnya. Dengan melakukan analisis pasar maka dapat diketahui berapa kebutuhan telur, suplier telur pada saat ini, harga telur maupun tata niaga telur. Besarnya pasar dapat di tentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa yang di butuhkan para konsumen. Sedangkan mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar, misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen, profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen, dan lain sebagainya. Dengan melakukan analisis pasar maka dapat diktahui.

 

Ø  Mencari informasi harga sarana produksi

            Informasi harga yang utama harus diketahui oleh seorang pengusaha agribisnis unggas petelur adalah harga : kandang, pakan, pullet, obat, vitamin, peralatan dll

 

ü  Menghitung biaya produksi

            Biaya produksi dapat dibedakan dua yaitu biaya investasi atau biaya tetap dan biaya variabel atau biaya tidak tetap

·         Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya investasi atau biaya tetap (Fix cost) adalah biaya untuk investasi yang tidak habis pakai. Komponen biaya tetap terdiri dari tanah, bangunan yang terdiri atas kandang, gudang pakan dan gudang peralatan serta peralatan (tempat pakan doc, tempat pakan, tempat minum, pemanas, tabung, selang gas, drum plastik, hand sprayer /semprotan gendong , ember plastik, timbangan salter, timbangan duduk, sekop, kereta dorong , sumur air, pompa air, tower air, jaringan air dan jalan.

·         Menghitung biaya variabel/ tidak tetap.

Biaya tidak tetap atau sering disebut variable cost merupakan biaya yang habis pakai dan bisa berubah-ubah tergantung jumlah ayam. Komponen biaya tidak tetap terdiri dari pakan starter, pakan grower dan pakan layer, vaksin, obat-obatan, vitamin, doc, desinfektan, sekam, gas LPG, listrik, tenaga kerja , air minum dan pemasaran.

 

ü  Menghitung pendapatan

          Pendapatan dari usaha budidaya unggas petelur adalah telur, unggas afkir yaitu baik unggas-unggas yang tidak produktif dari hasil culling pada periode produksi maupun unggas culling karena masa produksinya sudah berakhir serta kotoran (pupuk kandang). Jadi jumlah pendapatan adalah pendapatan dari total dari jumlah telur yang diproduksi ditambah pendapatan dari penjualan unggas afkir dan penjualan pupuk kandang.

 

ü  Menghitung hasil usaha

Hasil usaha dapat dihitung setelah diketahui total dari pendapatan dan biaya. Suatu usaha dikatakan untung apabila pendapatan lebih besar daripada biaya produksi. 

 

 

 

 

 

Ciri-ciri doc ayam petelur (final stock), sesuai SNI 01-4868.2-2005

-bobot doc per ekor minimal 33 gram

-kondisi fisik yang sehat dan tidak terdapat kelainan

- warna bulu seragam dan kering

- serta jaminan kematian doc maksimal 2%

Kondisi fisik yang sehat dan tidak ada kelainan dijabarkan lebih terperinci pada SNI 01-4868.2-1998, meliputi  kondisi fisik sehat, kaki normal, tampak segar dan aktif, tidak cacat fisik, sekitar pusat dan dubur kering.

            Dengan memahami ciri ciri bibit ayam yang baik, akan lebih mudah bagi kita menemukan bibit unggulan.  Secara umum ciri ciri diatas bisa menjadi standar bagi anda dalam memilih bibit ayam. Pemilihan DOC yang baik memang sangat penting, namun jika DOC yang baik tersebut tidak dipelihara dengan cara yang baik maka anda tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. 

 

PENANGANAN PENYAKIT UNGGAS (Itik, Bebek, AYAM)

             Penanganan penyakit adalah pengendalian dan sekaligus pembasmian penyakit untuk mengurangi kejadian penyakit menjadi sekecil mungkin, sehingga kerugian yang bersifat ekonomi dapat ditekan seminimal mungkin. 

Cara pengelolaan kesehatan unggas :

  • pemberian pakan yang layak,
  • penggunaan bibit yang baik dan sehat,
  • pengelolaan serta penanganan penyakit.

Peternak yang memelihara ayam skala rumah tangga di pekarangan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Lahan pekarangan yang cukup luas dan terdapat tanaman atau rerumputan yang cukup terpelihara,
  • Kandang ditempatkan agak jauh dari rumah bersifat semi permanen agar mudah dipindah atau dibersihkan. Sinar matahari (pagi) dapat masuk kedalam kandang dengan mudah dan kotoran mudah dibersihkan,
  • Vaksinasi: dilakukan sesuai anjuran penggunaan vaksin.

Cara pengendalian penyakit meliputi: 

  1.  Ayam yang mati karena penyakit, dikubur dan dibakar,
  2.  Bersihkan kandang dan peralatan, 
  3.  Memberi obat cacing setiap 3 bulan sekali,
  4.  Menambahkan vitamin kedalam makanan dan air minum,
  5.  Tidak memberi pakan yang sudah berjamur atau tengik, 
  6.  Isolasi ayam yang sakit pada kandang terpisah,
  7.  Bila terjadi wabah penyakit menular, kandang dan semua peralatan harus disucihamakan,
  8.  Laporkan ke petugas peternakan jika ada kematian ayam.

I.  ND ( Tetelo )

a. Penyebab :

Virus ND, menyerang ayam pada semua usia kematian tinggi (80 -100%), terutama diusia muda.

b. Penularan :

  • lendir yang keluar melalui rongga mulut, lubang hidung dan kotorana yam sakit,
  • kontak langsung dengan ayam yang sakit,
  • melalui debu, peralatan kandang yang tercemar penyakit, sekam kering bekas ayam sakit.

c. Gejala Klinis :

  • gangguan pernafasan,
  • nafsu makan menjadi hilang, tapi nafsu minum bertambah
  • anak ayam tampak lesu dan cenderung berkumpul dibawah sumber panas (lampu)
  • kepala memutar kebawah dan keatas (melintir), dan diikuti kelumpuhan. 

d. Pencegahan :

  • vaksinasi pada ayam sehat,
  • sanitasi yang baik (mencuci kandang dan peralatan dengan desinfektan, mengganti alas kandang dengan yang baru)
  • vaksinasi ND dilakukan pada umur 4 hari,21 hari , 3 bulan, selanjutnya diulang setiap 3 bulan

 

II.  AVIAN INFLUENZA (Flu Brurung)

a. Penyebab :

Virus influenza tipe A (H5N1). Penyakit Avian Influenza sangat berbahaya karena menyebabkan kematian unggas secara mendadak dan menyebar secara cepat serta menular pada manusia (zoonosis). 

b. Penularan :

  • kontak langsung dengan unggas yang sakit,
  • kontak tidak langsung melalui: Kotoran unggas sakit,

        sumber air (danau atau kolam) yang tercemar kotoran dan atau bulu dari unggas yang sakit, Virus yang terbawa oleh orang-orang yang berkunjung melalui sepatu, baju, cangkul, sekop, sangkar, peti

c. Gejala Klinis :

  • Mati Mendadak
  • Lendir dari hidung
  • Jengger bengkak, berwarna biru atau berdarah
  • Bengkak pada bagian kepala dan ketopak mata, perdarahan dikulitpada area yang tidak ditumbuhi bulu terutama bagian kaki

d. Pencegahan :

  • Masing-masing jenis unggas dikandangkan dalam kandang yang berbeda (bebek, itik dan ayam tidak sekandang)
  • Ayam yang baru dibeli dikarantina minimal 2 minggu dan jika terlihat ayam sakit segera dipisahkan,
  • Cuci tangan dengan sabun setelah memegang ayam,
  • Hanya menjual atau membeli ayam sehat,
  • Membersihkan halaman sekitar kandang setiap hari dan kotoran dibakar atau dikubur,
  • Cuci dan bersihkan peralatan kandang seminggu sekali, bersihkan dan sucihamakan kandang dengan desinfektan atau bahan detergent,
  • pakai alas kaki khusus di kandang (misalnya : sandal jepit yang khusus dipakai di kandang saja),
    • Pemberian pakan berkualitas dan bersih,
    • Vaksinasi ayam yang sehat
    • Membakar atau menguburkan bangkai dengan kedalaman galian setinggi lutut orang dewasa.

 

 

III.  CRD (Chronic Respiratory Disease)

a. Penyebab :

Mycoplasma gallisepticum (MG) atau Mycoplasma synoviae (MS) Penyakit ini menyerang semua usia, tetapi lebih banyak menyerang ayam pada usia 4 -9 minggu dan ayam dewasa.

b. Gejala Klinis :

  • batuk-batuk diikuti nafas yang terdengar mengorok,
  • keluar cairan dari lubang hidung dan nafsu makan berkurang.

c. Penularan :

  • penularan ayam yang sakit ke ayam yang sehat,
  • melalui telur tetas, makanan, air minum dan peralatan yang tercemar kuman.

d. Pencegahan :

sanitasi yang baik

 

IV. MAREKS

a. Penyebab :
 
herpes type B yang menyerang ayam usia 1-4 bulan,

b. Penularan :

  • kontak langsung : sisik kulit atau kulit yang mengelupas termakan ayam sehat.
  • Kontak tidak langsung terjadi jika sisik kulit yang mengandung virus tercampur kedalam pakan, air minum atau kotoran ayam.

c. Pencegahan :

  • vaksinasi Mareks setelah penetasan, saat anak ayam usia 1-4 hari,
  • sanitasi kandang
  • Pengobatan penyakit Mareks tidak ada, kecuali memusnahkan ayam. 

 

V.  NGOROK (Snot).

a. Gejala Klinis :

  • ayam tampak lesu, bersinbersin,
  • bengkak-bengkak dari lubang hidung dan mata, cairan yang keluar dari hidung mula-mula encer bening lama kelamaan mengental sehingga lubang hidung tersumbat dan pernafasan ayam terganggu

b. Penularan :

  • kontak langsung ayam yang sakit dengan ayam sehat, melalui udara, peralatan kandang, pakan dan air minum yang tercemar. 

c. Pencegahan :

  • penyemprotan kandang dengan desinfektan,
  • kandang selatu kering, ventilasi kandang cukup memadai,

d. Pencegahan :
Jika ada ayam yang sudah terserang penyakit Snot, secepatnya ayam tersebut dikarantina atau dipisahkan dari ayam sehat. 

 

 

Jenis - jenis unggas petelur berasal dari:

Flowchart: Display: Ayam petelur ringan
Ayam petelur medium

 


1.  Ayam 

2.  Itik

3. Puyuh

 

1.             Asal-usul dan sejarah unggas

          Asal mula unggas (ayam, itik, puyuh, dll) adalah berasal dari ayam hutan (itik atau puyuh) liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Dari tahun ke tahun unggas liar tersebut mengalami domestikasi dan melakukan persilangan-persilangan dan seleksi sehingga menghasilkan jenis-jenis unggas yang dapat kita lihat sampai saat ini. Ada jenis unggas yang cenderung menghasilkan telur, menghasilkan daging atau antara penghasil telur dan daging.

          Lebih dari 10.000 tahun yang lalu, keberadaan ayam dalam kehidupan manusia. Pada saat itu masyarakat India melakukan kegiatan pemeliharaan ayam. Masyarakat pada saat itu memelihara ayam dengan cara domestikasi yaitu mendomestikasi ayam hutan lokal. Ayam hutan lokal inilah yang merupakan asal muasal ayam modern kita. Dari lembah Indus-India inilah kegiatan mendomestikasi gallus-gallus banyak dilakukan dan dipraktekkan ke berbagai daerah di India. Sekitar 500 tahun SM ayam yang didomestikasi tersebut telah mencapai Korea di timur dan Mediterania di barat. Pada tahun 1000 M, ayam – ayam tersebut telah menyebar di peternakan di Islandia, Madagaskar, Bali, dan Jepang. 500 tahun kemudian, ayam hutan yang sederhana tersebut telah menaklukkan dunia.

          Semua ayam modern merupakan keturunan dari Gallus gallus dari India, tetapi pada tahapan awal beberapa keturunan dan verietas telah berkembang (semua ayam yang berasal dari keturunan yang sama memiliki bentuk yang sama tetapi varietas dalam keturunan berbeda dalam hal warna bulu ayam).

 

a)      Sejarah Ayam ras petelur

          Ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan untuk produksi yang banyak. Ayam hutan dapat diperoleh dari telur dan dagingnya, maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

          Pada awal tahun 1900-an, masyarakat Indonesia baru mengenal ayam liar. Kemudian memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu, dimana orang sudah bisa membedakan antara ayam orang Belanda (karena pada sat itu Bangsa Belanda menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (pada saat itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, banyak orang Indonesia yang belum mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, apabila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar. Ayam negeri(panggilan untuk ayam ras petelur pada saat itu) ini ternyata bertelur banyak tetapi dagingnya tidak enak dimakan.

          Ayam yang pertama yang masuk dan mulai diternakkan pada periode itu adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya, karena dagingnya tidak ada dan kurang enak/ liat. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.

 

b)      Sejarah Ayam Kampung Petelur

          Ayam kampung merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah selama berabad-abad. Ayam kampung yang ada di Indonesia morfologinya (bentuk fisik) sangat beragam, sulit sekali dibedakan dan dikelompokkan ke dalam klasifikasi tertentu. Ayam kampung ini tidak memiliki ciri yang khusus dan tidak adanya ketentuan tujuan dan arah usaha peternakannya

Ayam kampung boleh dikatakan sebagai ayam asli Indonesia yang sudah dipelihara sejak jaman dahulu. Ayam ini memiliki potensi yang sudah terbukti, mampu memberi kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan keluarga, setidaknya sebagai penghasil daging dan telur. Kebanyakan ayam kampung dimanfaatkan atau diternakkan untuk diambil dagingnya atau untuk diambil telurnya, dan biasanya tergantung bagaimana tujuan peternak memelihara ayam kampung. Walau ayam kampung memang bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Alasannya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh.

          Ayam kampung dinamakan juga sebagai ayam buras (bukan ras), hal ini dilakukan untuk membedakan dengan ayam ras yaitu ayam yang sudah jelas tujuan dan arah usahanya, misalnya khusus untuk menghasilkan telur disebut ayam ras petelur atau “layer” atau ayam yang khusus menghasilkan daging disebut sebagai ayam ras pedaging atau “ broiler” . Pada umumnya Produksi telur ayam kampung masih rendah. Pada umumnya ayam kampung dipelihara ala kadarnya tanpa memperhatikan kebutuhan pakan dan kesehatannya. Cara ini sering diistilahkan sebagai pemeliharaan secara ekstensif. Produksi yang dihasilkan tidak optimal yaitu sekitar 60 butir per tahunnya. Namun dengan mulai berkembangnya budidaya ayam kampung sekarang orang sudah mulai melirik untuk dibudidayakan dengan benar untuk mencapai produksi yang optimal. Sistem pemeliharaan yang telah memperhatikan faktor bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan disebut sistem pemeliharaan secara intensif. Hasil produksi cukup menggebirakan yaitu sampai 100 butir per tahun. Berat ayam kampung juga tergolong rendah, dimana berat badan ayam jantan dewasa tidak melebihi dari 2 kg. Apalagi pada ayam betina dan ayam-ayam yang sudah tua maka berat badannya jauh lebih rendah lagi. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki ayam kampung, seperti cita rasa telur maupun dagingnya lebih enak , mempunyai kemampuan beradaptasi yang lebih baik dan lebih mudah dalam pemeliharaannya.

c)       Itik Petelur

          Itik atau lebih dikenal dengan istilah Bebek (bhs.Jawa), adalah salah satu jenis unggas yang nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara. Itik yang ada saat ini berasal dari jenis itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard. Kemudian secara terus menerus melalui domestikasi dan persilangan-persilangan secara alam, akhirnya jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

            Penyebaran itik tergolong sangat luas dibandingkan dengan jenis unggas lain, karena itik dapat hidup normal baik di daerah subtropis maupun daerah tropis. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila itik liar bisa berimigrasi sampai ke Afrika Utara dan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.  Sejak jaman kerajaan, itik sudah beredar dalam sejarah perdagangan dan pertanian di Indonesia. Masuknya itik impor ke tanah air terjadi pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Itik pertama kali diperkenalkan oleh orang-orang India pada abat ke VII terutama di wilayah pulau Jawa. Orang-orang India tersebut merupakan ahli bangunan yang sengaja didatangkan oleh Raja Syailendra untuk membangun candi-candi Hindu dan Budha di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa motivasi ritual keagamaan yang mendorong mereka mengembangakan itik di Indonesia. Berbagai upacara keagamaan seperti saat ini yang masih ada di Bali, itik dijadikan sebagai salah satu bahan pelengkan sesaji.

Dalam pustaka sejarah, tercatat bahwa penyebaran ternak itik sangat pesat, terutama pada jaman keemasan Majapahit yang kemudian menjadi awal permulaan penyebaran dan pengembangan ternak itik di wilayah lain Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatera, Sulawesi dan Bali. Selain angsa India, pemerintah kolonial Belanda juga tercatat memiliki andil dalam penyebaran itik di Indonesia yakni melalui kuli-kuli kontrak yang mereka mukimkan di Sumatera pada tahun 1920, khususnya di Daerah Deli dan Lampung.

Budaya menggembalakan itik juga tercatat pada masa pemerintahan raja Anak Wungsu 1049-1077 yang berkuasa di Kerajaan Bali. Prasasti Pucangan -salah satu prasasti yang dibuat Anak Wungsu juga menyebutkan soal itik. Dalam bagian prasasti Pucangan yang ada di Kabupaten Bangil, tertulis raja mengabulkan permohonan penduduk dengan diperbolehkan memelihara anjing dan itik serta melakukan perniagaan ke desa lain. Saat itu beternak sudah menjadi kebiasaaan masyarakat Bali.

          Jenis itik yang ada di Indonesia pada umumnya adalah tipe petelur. Jenis itik ini banyak dipelihara oleh masyarakat pantai, danau, atau persawahan. Hal ini disebabkan karena itik suka hidup di air. Sumber makanan seperti biji-bijian, cacing, keong, ikan kecil yang merupakan makanan itik sehari-hari terdapat di daerah pantai, danau atau persawahan. Daerah-daerah tersebut merupakan sumber bahan makanan yang melimpah dan sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat kita.

          Di Indonesia selama ini jenis itik yang dikhususkan sebagi itik pedaging adalah itik manila, yang lebih populer dengan nama entog. Jenis itik ini dalam waktu sepuluh minggu bisa mencapai bobot sampai 3 Kg. Seiiring dengan meningkatnya permintaan akan daging itik, sejak beberapa tahun yang lalu di Indonesia mulai dikembangkan peternakan itik pedaging dari berbagai jenis seperti itik peking, itik serati, dan lain-lain.

 

 

d)      Puyuh

          Puyuh merupakan jenis burung dari species atau sub species dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh darata dunia. Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Syarikat, tahun 1870 dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.

          Seperti halnya dengan ternak unggas pada umumnya, maka puyuh pun dibudidayakan sebagai penghasil telur dan penghasil daging. Pada tahun 1907-1941 puyuh banyak diternakkan oleh masyarakat Jepang. Kemudian pada akhir tahun 1971 puyuh mulai banyak dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Jenis puyuh yang banyak diternakkan di dataran Asia termasuk Indonesia adalah sebagai puyuh petelur, sedangkan yang banyak diternakkan sebagai puyuh pedaging adalah di negara-negara Eropa. Jenis puyuh yang banyak dipelihara di Indonesia adalah jenis Coturnix japonica yang merupakan jenis puyuh penghasil telur.

2) Jenis –jenis unggas petelur

a) Jenis ayam ras petelur

          Jenis-jenis ayam ras petelur merupakan hasil Pemilihan didasarkan atas segi-segi ekonomis serta kemampuan berproduksi yang tinggi atau cukup menguntungkan. Untuk memperoleh ayam yang memiliki produktivitas yang tinggi tentu saja harus dipilih bibit-bibit yang berkualitas bagus, strain ayam di tingkat final stok/layer serta disertai seleksi dan culling yang dilakukan secara ketat. Meskipun DOC yang akan dipelihara merupakan hasil seleksi dari bibit yang unggul dan berkualitas bagus dari tingkatan final stok, namun perlu juga diadakan seleksi dan culling secara terus menerus, mualai dari ayam fase brooding sampai ayam tidak produktif (afkir) .

Ciri-ciri ayam ras petelur menurut berbagai sumber pustaka yang berhasil dihimpun adalah :

 Mudah terkejut (nervous)

 Bentuk tubuh ramping

 Cuping telinga berwarna putih

 Kerabang kulit telur berwarna putih

 Efisien dalam penggunaan ransum untuk membentuk telur

 Tidak memiliki sifat mengeram

 Produksi telur yang tinggi yaitu 200 butir/ekor/tahun, bahkan bisa mencapai 250 – 280 butir/ekor/tahun.

 

          Di Indonesia dikenal dua tipe ayam petelur yaitu tipe ayam petelur ringan dan tipe ayam petelur medium.

1.              Tipe Ayam Petelur Ringan.

           Ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Saat ini ayam galur murni ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.

            Setiap pembibit (breeder) ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.

2.             Tipe Ayam Petelur Medium.

          Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.

          Telur dengan warna coklat untuk masyarakat Indonesia lebih disukai dipasaran daripada telur denga kerabang putih. Walaupun sebenarnya dilihat dari kandungan gizi dan rasanya relatif sama, tetapi karena dilihat dari warna kulitnya telur coklat memang lebih menarik daripada yang putih dan telur putih mempunyai kerabang yang lebih tipis sehingga masyarakat Indonesia lebih menyukai telur berkerabang coklat. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

          Saat ini banyak sekali dijumpai strain-strain ayam petelur di pasaran, baik itu strain petelur tipe ringan maupun tipe petelur medium. Setiap strain yang bisa diterima langsung para peternak penghasil telur adalah DOC yang merupakan hasil final atau comercial stock. Strain ayam final stock ini diperoleh dari keturunan parent stock dan merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terus menerus, sehingga diperoleh hasil akhir (final) yang betul-betul produktif. Berbagai strain ayam yang dewasa ini banyak beredar dipasaran, al: Dekalb XI-Link, Hisex white, H & W nick, Hubbarb leghorn, Rhose white, Shaver S 288, Hisex brown, Hubbarb golden cornet, Ross Brown, Shaver star cross 579, Warren sex sal link., Hy-line yang diciptakan di USA, Harco diproduksi di California dan Strain Babcock diciptakan di USA, dll

          Pada dasarnya setiap strain mempunyai keunggulan dalam berproduksi yang hampir tidak jauh beda, yang paling utama adalah bagaimana kita mengelolanya. Asalkan dikelola dengan baik sesuai dengan kebutuhan untuk hidup dan berproduksi secara optimal, maka hasilnyapun pasti akan optimal. Produksi telur sangat ditentukaan oleh faktor genetis dan faktor lingkungan  Tiap-tiap strain yang diterima oleh peternak adalah DOC yang kita kenal dengan istilah final stock ( Commercial stock). Strain final stock ini diperoleh dari parent stock dan merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terus menerus, sehingga diperoleh hasil akhir yang benar-benar produktif. Pada umumnya, semua DOC yang diperjual belikan kepada peternak adalah ayam-ayam tingkatan final stock. Sedangkan keturunan dari final stock ini sudah tidak memilki sifat keunggulan berproduksi seperti final stok.

Barred Rock

Black Australorp

Production Red

Gold Star

                          

Black Sex Link

White Rock

Buff  Orpington

Silver Laced Wyandotte

 

                                       

 

Gambar 1. strain –strain ayam ras petelur

3) Jenis-jenis ayam kampung

          Ayam kampung merupakan ayam lokal atau ayam asli Indonesia, dan merupakan bagian dari ayam buras atau salah satu dari jenis ayam buras. Sedangkan ayam buras adalah jenis ayam selain ayam ras, seperti ayam kampung, ayam kedu, ayam cemani, ayam bangkok, ayam arab, ayam pelung dan seterusnya. Ayam kampung ini sudah menyebar hampir seluruh pelosok tanah air. Oleh karena itu hampir seluruh masyarakat kita mengenal jenis ayam ini.

            Disamping ayam kampung, ayam buras yang baik juga digunakan sebagai ayam petelur adalah ayam arab, ayam kedu dan ayam nunukan. Ketiga ayam buras tersebut kemampuan bertelur lebih tinggi di bandingkan ayam kampung, bahkan kemampuan bertelur ayam arab hampir menyerupai ayam ras petelur, sehingga saat ini ayam arab banyak digunakan dan dibudidayakan sebagai ayam kampung petelur karena disamping penampilan telurnya yang mirip seperti ayam kampung, cara pemeliharaannya lebih mudah dan konsumsi pakan lebih efisien.

a)      Ayam kampung.

          Ayam kampung warna bulunya bervariasi, ada yang putih, kuning, kuning kemerahan hitam dll.yang paling banyak adalah kombinasi dari warna-warna tersebut.jenis ayam ini mudah dibedakan dari ayam ras berdasarkan warna bulunya yang beraneka ragam, sosoknya yang lebih kecil dan penampilannya yang lebih lincah.  Pada umur yang sama jenis ayam ini mempunyai bobot yang lebih rendah dari ayam ras, Dengan pemeliharaan yang intensif pada umur satu bulan ayam ras biasanya sudah mencapai berat sekitar 250 gram, sedangkan ayam kampung baru mencapai 150 gram.Namun pada umur 4 bulan perbandingan beratnya tidak terlalu jauh ,ayam ras mencapai bobot sekitar 1.570 gram,sedangkan ayam kampung sekitar 1400 gram.

b) Ayam kedu.

          Sesuai dengan namanya ayam kedu banyak di jumpai di daerah kedu, lebih tepatnya di desa kedu, kabupaten temanggung,jawa tengah. ada sumber yang mengatakan bahwa ayam kedu bukan ayam asli Indonesia.Ayam ini merupakan hasil persilangandari ayam dorking yang di bawa rafles dengan ayam yang ada didaerah dieng. melalui proses seleksi oleh masyarakat setempat,maka muncullah nama ayam kedu.selain itu ada juga yang mengatakan bahwa ayam ini asli pulau jawa dan pernah di ekspor ke amerika pada tahun 1935. Ayam ini kemudian dikenal dengan nama the black java breed ( ayam hitam asli jawa ).

berdasarkan warna bulunya ayam kedu dapat digolongkan menjadi ayam kedu hitam,ayam kedu putih dan ayam kedu campuran (warna bulu blorok,lurik dll).dari ketiga jenis ayam kedu tersebut yang paling disenangi adalah ayam kedu hitam.

 

 

ayam kedu hitam betina warna bulunya hitam mulus. Namun,setelah dewasa bulu dibagian kepala dan leher ada yang berubah,setelah berumur 1 tahun bulu di kepala ayam menjadi kemerah2an, dan pada umur 2 tahun bulu kepalanya menjadi merah semua,bulu pada bagian leher ada yang berwarna keperakan atau keemasan.sedangkan jengger dan pialnya masih tetap berwarna hitam, berbeda dengan ayam jantannya yang muai berubah menjadi warna merah. Diantara ayam kedu hitam ini ada yang disebut ayam kedu cemani. Ayam cemani seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam. Ayam kedu petelur yang baik biasanya memiliki ciri-ciri :

a.       Jenggernya bergerigi 6-9 buahdan jika besar biasanya letaknya terkulai kesamping.bentuk kepalanya panjang dan rata.

b.      Panjang lehernya sedang,bulu banyak dan tebal.

c.       Dadanya tidak lebar,punggungnya rata atau agak miring ke arah ekor,sayapnya tertutup kuat,letak sayapnya rata, perutnya besar,lebar, dan dalam.

d.      Pada usia dewasa beratnya antara 1,4-1,6 kg, dan mulai bertelur pada umur sekitar 134 hari.

C) Ayam Nunukan

          Seperti ayam kedu, ayam nunukan juga diberi nama berdasarkan nama daerah Nunukan yang terletak di pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Namun,menurut sebagian sumber ayam ini bukan ayam asli daerah Nunukan melainkan berasal dari daerah cina bagian selatan. Ayam ini masuk kedaerah tarakan lewat Tawao dan Nunukan sekitar tahun 1922 yang dibawa oleh perantau cina. Mungkin karena itulah sebagian orang menyebut ayam ini dengan nama ayam cina.walaupun ayam ini termasuk pendatang,tetapi sudah dianggap ayam lokal karena sudah mengalami adaptasi sekitar 50 tahun.

 

            Kekhasan ayam nunukan terutama terlihat pada ayam jantannya. Ayam nunukan jantan mempunyai sosok yang besar, tegap, tetapi terlihat kurang gagah karena bulu sayap dan ekornya tidak tumbuh sempurna. Bulu ekornya kelihatan pendek sehingga tampak seperti di potong. Berbeda dengan ayam jantannya, bulu ekor dan sayap ayam nunukan betina tumbuh sempurna. warna bulunya kuning agak kecoklat-coklatan atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Warna kulit dan paruh umumnya kuning . Sosoknya lebih kecil dari yang jantan. Pada usia dewasa beratnya mencapai sekitar 1.900 gram. Untuk petelur biasanya di pilih ayam betina yang mempunyai bulu ekor panjang karena daya bertelurnya lebih tinggi.

d) Ayam Arab

          Ayam arab merupakan ayam tipe petelur unggul karena kemampuannya bertelur yang cukup tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan ayam arab karena produksi telurnya tinggi yaitu mencapai 190-250 butir per tahun atau dengan produksi 80-90%, dengan berat telur rata-rata 40 gram. Ayam arab tidak suka mengeram. Masih ada keunggulan lain, antara lain: efesiensi terhadap pakan yang hanya 80 gr/ekor/hari, sedangkan ayam leghorn bisa mencapai 110gr/ekor/hari, ayam jenis ini daya seksualnya sangat tinggi dan suka kawin, dalam waktu 15 menit mampu kawin 3 kali. Warna kerabang sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat sehingga kadang banyak orang yang tidak bisa membedakan mana telur ayam arab dan mana telur ayam kampung. Warna kulit yang agak kehitaman, dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung membuat daging ayam ini kurang disukai oleh konsumen. Akan tetapi bagi sebagian peternak yang kreatif, ayam arab ini dikawin silang dengan ayam kampung.

          Hasil persilangan ini menghasilkan keturunan ayam dengan postur kampung, kerabang telur sudah tidak putih lagi dan daging yang sedikit lebih terang daripada ayam arab asli. Ayam Arab ini termasuk galur ayam buras yang unggul dari Belgia. Untuk mendapatkan produktivitas ayam arab yang maksimal diperlukan perawatan yang optimal, antara lain: penyediaan kandang yang sesuai, pakan yang teratur, pengendalian penyakit. Ada pula hal yang turut perperan dalam kesuksesan agribisnis ayam arab yaitu Pengelolaan Produksi dan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 45. Jenis ayam arab jantan dan betina

Sumber Gambar: Dokumentasi sentral ayam arab

4) Jenis-jenis itik petelur

          Itik petelur pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu itik petelur dari luar yang didatangkan di Indonesia dan itk petelur lokal. Sebagian besar jenis itik lokal merupakan tipe petelur, dan kalaupun dipelihara sebagai tujuan untuk memproduksi dagingnya, biasanya adalah itik petelur afkir, itik pejantan petelur . Beberapa jenis itip petelur diantaranya :

a) Itik Petelur Lokal

 Itik tegal

 Itik Alabio

 Itik Mojosari

 Itik Bali

 Itik Magelang

 Itik dari hasil persilangan-persilangan seperti itik BPT AK, itik BPT KAT dan itik BPT KA.

B) Itik Petelur Dari Luar Negeri, Seperti

 Itik Khaki Cambell

 Itik

 

5) Jenis-jenis puyuh petelur

          Berdasarkan warna bulunya, puyuh dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu puyuh warna putih, puyuh warna hitam atau coklat dan puyuh persilangan. Perbedaan ke tiga bangsa puyuh tersebut ditunjukkan oleh perilaku dan teknik pemeliharaan. Namun dalam produktivitasnya sebagai penghasil telur, ke tiga bangsa puyuh tersebut cenderung tidak memiliki perbedaan. Selain berdasarkan warna bulu, bangsa puyuh juga dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah jari-jari kaki, bangsa puyuh dikelompokkan menjadi dua famili yaitu famili Phasianidae dan famili Turnicidae. Perbedaan kedua bangsa puyuh tersebut ditunjukkan oleh kebiasaan jantan dalam mengerami telur

          Dari ketiga kelompok warna bulu puyuh ataupun berdasarkan jumlah jari kaki, banyak sekali bangsa puyuh yang ada di dunia ini, beberapa diantaranya : Puyuh Japonika, Puyuh Pepekoh, Puyuh Gonggong Jawa, Puyuh Gonggong Biasa, Puyuh Bar Backed, Puyuh Sumatera, Puyuh Gonggong Kalimantan, Puyuh Turnik, Puyuh Mahkota, Puyuh Scaled, Puyuh Gambels, Puyuh Albino, Puyuh Tegalan Loreng, dan lainnya.

Sumber. Bibitpuyuh.blogspot.com

 

 

 

 

 

                      

Berikut ini adalah ciri DOC ayam petelur berkualitas yang wajib untuk Anda perhatikan:

·           Memiliki Mata Jernih. Memperhatikan mata adalah salah satu cara untuk mendeteksi kesehatan dari hewan. ...

·           Berdiri dengan Tegap. ...

·           Sayap dan Paha Simetris. ...

·           Lincah. ...

·           Bulu Lebat yang Mengkilap. ...

·           Suara Nyaring

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menerapkan penanganan kesehatan ternak unggas

Berikut penyakit yang sering menyerang ayam dan penanganannya:

1.              Newcastle disease (ND)

          ND atau penyakit tetelo sudah familiar di kalangan peternak ayam. Penyakit yang bersumber dari virus ini pertama kali ditemukan Kreneveld di daerah Priangan pada tahun 1926. Nama Newcastle Disease (ND) diberikan Doyle pada tahun 1927 setelah banyak ayam di Kota Newcastle terjangkit penyakit yang sama. ND merupakan momok bagi peternak karena angka kematiannya hampir mencapai 100 persen. Selain itu, penularannya terbilang sangat cepat. Ayam yang terserang tetelo akan menunjukan gejala pernafasan, gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh serta kepala dan leher terpuntir.

          Selain itu ada gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau. Ayam petelur yang berhasil sembuh kualitas telurnya jelek. Bentuk, permukaan dan warna abnormal lalu putih telurnya encer. Sejauh ini belum ada satu jenis obat yang efektif dapat menyembuhkan ayam dari penyakit ini. Penanggulangannya hanya dapat dilakukan dengan dengan tindakan pencegahan dengan vaksin yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif.

 

2.             Infeksi bronchitis (IB)

          IB merupakan penyakit akut pada ayam petelur. Penyakit ini menyerang saluran pernafasan ayam dan dapat berlangsung selama 5-21 hari dengan angka kematian 0-40 persen. IB sangat mudah menular pada ayam dalam satu kelompok atau antar kelompok lainnya.

            Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada ayam petelur, penyakit ini menurunkan produksi telur. Hasil telur dari ayam yang terserang penyakit ini punya ciri antara lain telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Belum ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

 

3.             Pullorum

          Penyakit ini menyerang ayam petelur dengan angka kematian yang tinggi. Berak putih disebabkan karena salmonella pullorum. Ciri ayam yang terkena penyakit ini mengeluarkan kotoran berwarna putih menyerupai kapur (pasta). Penyakit ini menyebabkan ayam sulit bernapas dan sebagian lainnya mati mendadak. Ayam yang terserang penyakit ini bisa diobati dengan antibiotik.

4.             Egg Drop Syndrome (EDS)

          EDS merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan Avian Adenovirus tipe I. Penyakit ini menyerang pada periode pertumbuhan dan periode bertelur. Ayam yang terinfeksi EDS tidak memperlihatkan gejala spesifik. Ciri yang bisa dilihat hanya sebatas warna kepucatan pada vial dan jengger yang disebabkan anemia. Telur yang dihasilkan ayam terserang EDS memiliki kualitas cangkang yang tidak normal. Cangkang telur akan tipis atau lembek bahkan bisa tanpa cangkang sama sekali.

Pencegahannya bisa dilakukan dengan memberikan vaksin. Namun, untuk ayam yang sudah terlanjur terkena EDS dapat diberi antibiotik.

5.             Avian Encephalomyelitis (AE)

          Penyakit ini disebabkan virus RNA dari family Picornaviridae. Penyakit AE pada ayam petelur akan mengakibatkan penurunan produksi telur antara 5-20 persen. Gejala ayam yang menderita AE antara lain tampak sayu, diikuti ataksia karena adanya inkoordinasi dari otot-otot kaki, sehingga ayam dapat jatuh ke samping dengan kedua kaki terjulur ke satu sisi. Selanjutnya terjadi tremor pada kepala dan leher terutama bila dipacu, keadaan akan berlanjut dengan kelumpuhan dan diakhiri dengan kematian. Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi. Pada ayam sakit yang masih hidup dapat diberikan ransum pakan yang baik disertai vitamin dan elektrolit

Berikut penyakit yang sering menyerang puyuh dan penanganannya:

Pemeliharaan burung puyuh dilakukan mulai umur 1 hari sampai 18 bulan. Saat berumur 1 hingga 30 hari pemeliharaan dilakukan pada kandang postal atau litter, hari berikutnya dipindahkan pada kandang batere. Dalamsistem perkandangan yang perludiperhatikanadalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 ºC; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.

Puyuh mulai berproduksi pada umur 38 hari. Puncak produksi dapat berlangsung selama 4 bulan mulai bulan ke 4, 5, 6 dan 7. Puncak produksi dapat mencapai hingga 95% Biasanya puyuh berproduksi mulai pukul 15.00 sampai 22.00.

Program vaksinasi yang biasa diberikan yaitu ND Lasota atau NDIB (Newcastle Disease, Infectious Bronchitis) pada hari ke-15 dan AI (Avian Influensa atau Flu burung) pada hari ke-30. Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pellet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil mematuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.

 Penyakit yang biasa menyerang burung puyuh antara lain :

1. Radang usus (Quail enteritis)

Penyebab: Clostridium colinum, bakteri anaerobic yang membentuk spora dan menyerang usus bawah dan sekum, sehingga dapat menimbulkan keradangan

Gejala : puyuh tampak lesu, nafsu makan menurun, bulu kelihatan kusam, diare encer

Penularan : Melalui pakan dan minum yang terkontaminasi feses

Pengendalian : memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi. Menjaga kebersihan kandang dan mengupayakan populasi tidak terlalu padat

Pencegahan: Basitrasin 0,005% - 0,01 % dlm pakan / air minum Pengobatan : Melalui pakan / air minum dengan mencampur basitrasin, klortetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, ampisilin, tilosin dan linkomisin. Dosis Basitrasin : 100 g /ton makanan

 

2. Prolaps (dobolen)

Penyebab: terlalu banyak pemberian vitamin dan mineral untuk telur, sehingga bentuk telur terlalu besar, pada saat mengeluarkan saluran telur juga ikut keluar (dobol)

Gejala : telur terlalu besar, pada saat mengeluarkan saluran telur juga ikut keluar (dobol) sehingga menimbulkan kematian

Pencegahan: Pemberian tambahan mineral secukupnya tidak berlebihan

3. Newcastle Disease (ND) atau tetelo

Penyebab: virus golongan paramyxo

Gejala : : puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulai, feses encer kehijauan,.tortikolis (kepala memutar-mutar tidak menentu)

Pencegahan: Vaksinasi pada umur 9 hari

Penularan : Melalui pakan dan minum, udara serta peralatan kandang yang kurang bersih

Pengendalian : Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, ayam yang mati segera dibakar/dibuang (jangan dibuang di sungai), pisahkan ayam yang sakit

Pengobatan: tidak ada obatnya, namun untuk mencegah infeksi sekunder bakteri dapat diberikan Ampicilin, colistin,Enrofloxasin. Dan untuk meningkatkan kondisi diberikan vitamin.

4. Pullorum (berak putih)

Penyebab: bakteri Salmonella pullorum

Gejala : : kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengkerut dan sayap lemah menggantung. Berak putih, Pertumbuhan lamban, Sayap menggantung atau turun, Nafas ter engah-2, Arthritis, produksi telur turun, nafsu makan turun, diare putih ,apabila sembuh dapat menjadi karier, kotoran mengotori kloaka

Pencegahan: Menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang yang digunakan

Penularan : Melalui pakan dan minum, serta peralatan kandang yang kurang bersih

Pengobatan: Ampicilin, colistin,Enrofloxasin. Dan untuk meningkatkan kondisi diberikan vitamin.

5. Koksidiosis (berak darah)

Penyebab: parasit protozoa, Eimeria sp

Gejala : timbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah

Pencegahan: Menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang yang digunakan, memisahkan puyuh yang terinfeksi

Penularan : kontaminasi feses pada peralatan kandang yang kurang bersih, sehingga ookista yang terdapat feses puyuh penderita termakan oleh puyuh sehat.

Pengobatan: Sulfaquinoxaline, amprolium, diclazuril

6. Fowl Pox (cacar unggas)

Penyebab: virus poxvirus

Gejala : : feses berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam, anemia nampak pada pial pucat

Pencegahan: Memisahkan puyuh yang terinfeksi dan menjaga kebersihan kandang

Penularan : kontaminasi pakan, minum serta udara

Pengobatan: tidak ada obatnya, namun untuk mencegah infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik ampicilin, colistin, tetracyclin. Dapat dioleskan neomycin pada luka setelah bungkul cacar terkelupas.

7. Quail Bronchitis

Penyebab: virus adenoviruss

Gejala : : puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir.

Pencegahan: Memisahkan puyuh yang terinfeksi dan menjaga kebersihan kandang

Penularan : sirkulasi udara yang tidak baik atau kandang terlalu padat

Pengobatan: enrofloxasin

8. Aspergillosis

Penyebab: jamur Aspergillus fumigatus

Gejala : : Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang..

Pencegahan: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya

Penularan : penyimpanan pakan yang terlalu lama sehingga berjamur, sirkulasi udara yang tidak baik atau kandang terlalu padat

Pengobatan: pemberian vitamin larut lemak (A,D,E,K) untuk mengurangi pengaruh keracunan akibat jamur (aflatoxin)

Untuk menghindari timbulnya penyakit kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan secara rutin. Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan. Khusus untuk puyuh yang ada luka harus cepat dikeluarkan karena jenis ternak ini mempunyai sifat kanibal.

 

 

 

Penyakit  Itik terbagi menjadi 2 kelompok yaitu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa  dan penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat. Dan berikut ini adalah beberapa penyakit yang sering menyerang Itik:

1.              Penyakit Duck Cholera, yang disebabkan oleh bakteri Pasteurela avicida. Gejalanya adalah mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Cara pencegahannya dengan melakukan sanitasi kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.

2.              Penyakit Salmonellosis, disebabkan oleh bakteri typhimurium. Gejalanya adalah pernafasan sesak, mencret. Cara pencegahannya dengan melakukan sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

3.              Salmonellosis, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Bila menyerang Itik umur 3-15 hari berakibat kematian tinggi. Penyakit ini dapat terlihat  adanya kotoran warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat terengah-engah, bulu kusam, sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan. Cara pencegahannya dengan menjaga kebersihan kandang serta makanan dan minum, isolasi Itik yang sakit. Dan lakukan juga pengobatan dengan obat jenis sulfa dan antibiotik. 

4.              Penyakit Botulismus, yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan dari kuman Clostridium botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Biasanya Itik sering memakannya, sehingga akan membuat Itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap, nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan sempoyongan, bulu mudah rontik. Cara pencegahannya dengan  menjaga kebersihan makanan dan hindari makanan basi atau sudah membusuk dan tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih segar. Lakukan juga pengobatan dengan obat laxanitia pencahar (garam)

5.              Penyakit Cacing, yang disebabkan oleh jenis cacing yang menyerang pada Itik yang dilepas, akibatnya membuat Itik tidak nafsu maka, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Cara pencegahannya dengan menjaga kebersihan kandang, menjaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Lakukan pengobatan juga dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.

 

 

 

 

Mengevaluasi pemberian pakan ternak unggas petelur

1.        Konsumsi pakan

2.        Pertambahan berat badan

3.        Tingkat kematian unggas

4.        Tingkat produktivitas unggas (bagi unggas yang sudah memasuki masa produktif).

 

Beberapa Indikator yang Dijadikan Tolak Ukur Dalam Keberhasilan Usaha Peternakan diantaranya:

1. Tingkat Pertumbuhan Unggas yang Optimal

Unggas yang mempunyai pertumbuhan cukup baik dipengaruhi beberapa sebab diantaranya asupan pakan yang bernutrisi, komposisi gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan dan umur unggas serta jumlah atau takaran yang tepat. Kualitas DOC (anakan ayam) dan DOD (anakan bebek) harus disertai dengan tingkat pertumbuhan yang baik sehingga ayam atau bebek mampu tumbuh dengan seragam dan dapat dipanen pada waktu yang bersamaan.

Pertumbuhan hewan ternak akan kurang optimal jika :

ü   Kandang terlalu sempit sehingga jumlah populasi melebihi kapasitas kandang. Jika hal tersebut terjadi, peternak bisa memindahkan sebagian unggas ke blok kandang yang lain atau cukup menggeser sekat yang membatasi antar blok kandang sehingga populasi seimbang.

ü   Tempat pakan dan minum kurang sehingga unggas berebut dalam mendapatkan pakan dan minum. Untuk mengatasinya dengan memberikan tempat pakan dan minum yang memadai sehingga unggas tidak berebutan. Biasanya unggas apabila berebut makanan akan berpostur lebih kecil karena kekurangan nutrisi pakan. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian dari peternak.

ü   Ventilasi kurang lancar sehingga udara pengap dan mengganggu kesehatan unggas. Kandang yang terlalu pengap akan mengakibatkan suhu udara meningkat sehingga kepanasan. Jika tidak segera mendapat penanganan yang optimal , unggas bisa menurun staminanya dan menderita sakit.

ü   Kandang kurang mendapat penerangan. Kandang yang terlalu gelap menyulitkan peternak dalam mengontrol kondisi unggasnya. Tempat yang gelap juga membuat unggas banyak tidur dan tidak mengkonsumsi pakan.

Efisiensi Pakan Ternak

          Efisiensi pakan ternak terjadi jika semua pakan yang tersedia dapat dikonsumsi dan dicerna dengan baik tanpa terbuang atau tumpah. Di dalam manajemen atau tata laksana pemeliharaan unggas, pakan yang tumpah atau terbuang sia-sia perlu dihindari. Untuk mengetahui tolak ukur efisiensi pakan dapat diukur dengan konversi pakan atau Feed Consumtion Rate (FCR).

          Konversi pakan adalah perbandingan jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan dalam waktu tertentu. Makin kecil angka konversi berarti makin efisien pakan yang kita berikan.

 

Konversi Pakan

          Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi terhadap bobot produksi telur dalam waktu pengamatan yang sama (Hidayat dkk., 2011). FCR merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi penggunaan pakan, semakin rendah nilai FCR, maka semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan pakannya. Standar FCR untuk ayam petelur antara angka 2,0 – 2,2 dan semakin kecil nilai konversi pakan maka semakin efisien pula ayam tersebut dalam memanfaatkan pakan untuk memproduksi telur (Prawitya, 2015). Kualitas pakan yang baik akan diperoleh konversi yang kecil atau efisien. Semakin baik mutu pakan yang diberikan maka semakin baik pula produksi telur yang dihasilkan (Lengkong dkk., 2015). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai FCR antara lain kondisi lingkungan kandang, manajemen pemeliharaan termasuk manajemen pemberian pakan, produksi telur serta konsumsi pakan tiap harinya (Risnajati, 2014).

          Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam ras modern meliputi bibit, ransum, kesehatan, dan manajemen pemeliharaan. Maka dari itu, untuk mengukur keberhasilan yang dicapai, peternak membutuhkan data-data/catatan dari kegiatan sehari-hari di kandang. Proses pencatatan data-data itulah yang disebut dengan recording, dan hasilnya berupa catatan kandang. Selain untuk mengevaluasi usaha peternakan yang dikelola peternak (tingkat keberhasilan/kegagalan), data recording masih memiliki banyak manfaat lain seperti yang akan kita bahas kali ini.

 

Komponen Recording

          Bagi peternak ayam dengan pola kemitraan dan skala besar, proses recording yang berkaitan dengan pencatatan data produksi ayam sudah lazim dilakukan. Di lapangan, kira-kira komponen recording apa saja yang perlu mendapat perhatian untuk menunjang keberhasilan program pemeliharaan? Berikut beberapa di antaranya (Poultry Indonesia, 2006) :

1.             Populasi

          Mengetahui jumlah populasi ayam yang dipelihara sangatlah penting, sehingga jumlah populasi harus selalu di update. Jika tidak, maka data populasi yang salah bisa merusak performa (bobot badan dan produksi telur) dan membuat kesalahan dalam pengobatan, pemberian ransum, vaksin, serta vitamin (bisa kekurangan atau kelebihan dosis pemberian) sehingga memunculkan kerugian lain seperti resistensi penyakit hingga pertumbuhan yang tidak seragam.

2.             Deplesi (penyusutan)

          Penyusutan di sini meliputi jumlah ayam yang mati, diafkir, atau hilang. Data ini harus selalu dicatat karena setiap ada penyusutan dalam jumlah tertentu, maka peternak harus menyesuaikan jumlah pemberian ransum dengan jumlah populasi akhir. Jumlah penyusutan juga bisa menjadi kontrol kesehatan, misalnya serangan penyakit yang menyebabkan mortalitas ayam.

 

 

3.             Berat badan

          Data berat badan penting untuk dicatat mengingat secara kontinu berpengaruh terhadap performa ayam dan kualitas ransum.

4.             Program dan jumlah pemberian ransum

          Data ini juga perlu mendapat perhatian utama dalam recording untuk mengetahui jumlah ransum yang dihabiskan, sisanya, serta menjaga ketersediaan stok ransum di gudang.

5.             Konsumsi air minum

          Jumlah air yang dikonsumsi sangat penting untuk mengevaluasi status kesehatan ayam dan suhu udara kandang. Meski angka pasti dari konsumsi air agak sulit dihitung, namun setidaknya peternak tetap perlu menghitung frekuensi pengisian tempat minum dalam satu harinya.

6.             Produksi telur

          Untuk ayam yang telah bertelur, data mengenai jumlah telur yang dihasilkan per harinya sangat penting dicatat. Hal ini berguna bagi penentu keberhasilan manajemen pemeliharaan serta membantu identifikasi ada tidaknya serangan penyakit. Pada peternakan pembibit (breeder), bahkan perlu ditambah recording jumlah telur yang menetas, jumlah telur dead in shell, jumlah telur kosong, dan jumlah telur yang tidak layak untuk ditetaskan.

7.             Riwayat kesehatan (medical record)

          Recording kesehatan termasuk vital dicatat karena diperlukan untuk melakukan dengan tepat kapan melakukan vaksinasi, pemberian obat, mengontrol sirkulasi obat (jadwal rolling obat), dan barang penunjang kesehatan yang lainnya (vitamin, desinfektan, dll).

8.             Stok barang

          Stok barang yang harus dicatat antara lain stok ransum, vaksin, vitamin, obat, desinfektan, sekam, atau bahan lainnya yang digunakan oleh peternak untuk penunjang produksi. Kontrol stok barang juga perlu dilakukan untuk meminimalkan “kebocoran” karena penyelewengan stok dan menjaga ketersediaan barang untuk kelangsungan pemeliharaan.

 

https://www.medion.co.id/wp-content/uploads/2014/12/Tabel_1_2.jpg

Manfaat Recording di Lapangan

          Belajar dari pengalaman para peternak yang sudah menerapkan recording secara serius, data yang berasal dari recording ini ternyata memiliki banyak manfaat. Sebelumnya tak jarang peternak yang menganggap bahwa recording hanya cara untuk mengontrol kinerja plasma dan anak kandang, sehingga tujuannya adalah sekadar menghitung untung dan rugi.

Pemahaman seperti itu tidaklah salah 100%, tapi sebenarnya data recording harus dipahami dalam arti yang lebih luas. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari data recording yang lengkap antara lain:

1.             Menjadikan penerapan biosekuriti lebih terkontrol:

          Contohnya, rencana kegiatan pemeriksaan kandang atau flok yang diduga terserang penyakit didahului dengan melihat data dari masing-masing flok yang akan didatangi. Telusuri mulai dari kandang yang ayamnya sehat, baru ke kandang yang ayamnya diduga sakit. Tanpa melihat data recording, pemeriksaan yang dilakukan akan asal-asalan. Bila terjadi sebaliknya, petugas lapangan masuk ke kandang sehat setelah sebelumnya kontak dengan ayam sakit. Alhasil bisa berakibat fatal terhadap penularan penyakit.

https://www.medion.co.id/wp-content/uploads/2014/12/Tabel_3.jpg

2.             Menentukan kenyamanan ayam selama proses pemeliharaan:

          Contohnya, dengan mencatat parameter suhu kandang. Jika di waktu-waktu tertentu suhu dalam kandang terdeteksi sangat tinggi, maka peternak bisa membuka tirai kandang lebih lebar dan mulai menyalakan kipas angin (fan) suhu cepat turun. Dengan kondisi suhu yang nyaman tersebut, maka performa produksi ayam pun bisa optimal.

 

3.             Sebagai alat bantu dalam mendiagnosa dan menangani kasus penyakit:

          Data recording berfungsi sebagai anamnesa. Anamnesa (sejarah) dibutuhkan untuk melakukan diagnosa terhadap suatu penyakit. Misalnya data bibit yang digunakan, obat apa saja yang digunakan, seperti apa program penggunaan obat, pola pemberian ransum dan jumlah yang dikonsumsi, sumber air minum, bagaimana pemeriksaan uji titer atau antibodinya, pola kematian, produktivitas ayam, keseragaman, dan lain sebagainya. Melihat data anamnesa ini merupakan tahap pertama dalam mendiagnosa, sebelum dilakukannya tindakan bedah ayam. Sebaiknya data recording ayam yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit ini tidak hanya data dari satu atau dua siklus pemeliharaan sebelumnya.

 

4.       Membantu memetakan penyakit endemik yang pasti muncul dikandang atau di suatu kawasan peternakan:

          Dengan adanya data recording serangan penyakit dari bulan ke bulan pada beberapa tahun ke belakang, peternak bisa terus waspada. Pada akhirnya peternak bisa lebih akurat memprediksikan jenis obat-obatan dan vaksin apa saja yang harus disediakan beserta jumlahnya. Selain itu, pola serangan penyakit baik virus maupun bakteri yang terjadi dalam satu flok pun dapat dipetakan. Berbekal recording, riwayat penyakit yang menjangkiti flok tak lagi cukup dengan diingat-ingat dan lebih akurat. Peternak juga bisa mengevaluasi dan menyempurnakan program pencegahan di periode mendatang.

 

5.        Membantu mengambil keputusan dalam penanganan penyakit

          Terkadang beberapa peternak di lapangan kesulitan menerapkan pengobatan, padahal sudah pernah mengalami kasus penyakit serupa pada siklus sebelumnya. Hal ini tentu tidak akan terjadi apabila pencatatan di kandang tersebut berjalan dengan baik. Karena runtutan penggunaan obat yang digunakan bisa dibaca dengan jelas

 

                                                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

soal ternak unggas petelur SMK

  PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GUNUNG TULEH J...