MP : Agribisnis Ternak Unggas Petelur
Kelas : XII ATU
Membuat Perencanaan usaha
agribisnis ternak unggas petelur.
1.
Pengertian, Maksud, Alasan, Tujuan Dan
Manfaat
Langkah awal yang harus dilakukan
sebelum kita melakukan suatu kegiatan usaha adalah melakukan perencanaan usaha.
Perencanaan usaha merupakan titik tolak dari pencapaian sebuah tujuan atau
proses kerja fikir dan rasa dalam menentukan bagaimana cara bertindak untuk
mencapai tujuan. Perencanaan usaha ini akan menentukan sasaran yang ingin
dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat
untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, perencanaan usaha
ini menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, kapan melakukannya dan siapa yang akan melakukannya. Keberhasilan
dalam suatu usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha. Oleh karena
itu, perencanaan usaha hendaklah dibuat/disusun sebaik mungkin. Perencanaan
usaha yang “baik” dikatakan bahwa setengah pekerjaan telah selesai. Pengertian
“baik” pada perencanaan usaha adalah apabila perencanaan yang dibuat benar-benar
tepat (alasan, tujuan, kegunaan, sasaran, metode dan relevansinya), efektif
(dapat dilaksanakan), efisien (waktu, tenaga, biaya) dan ada keyakinan dapat
mencapainya. Untuk dapat menjalankan kegiatan wirausaha beternak puyuh ini
diperlukan biaya atau sejumlah taksasi dana (modal). Setelah melihat
langkah-langkah dalam konsep dasar berusaha dan memperkirakan sejumlah taksasi
dana yang akan diperlukan, maka wirausaha beternak puyuh dapat dimulai dengan
kalkulasi anggaran biaya sebagai berikut :
1)
Biaya tetap
Komponen biaya
tetap
a) Kandang
ukuran 3x4 m Rp.
500.000,-
b) Pegawai 2 / 1
orang @ Rp. 500.00 Rp.
1.000.000,-
c) Listrik x 12
bulan Rp.
240.000,-
d)
Alat/perlengkapan kandang Rp.
1.000.000,-
e) Tempat makan
10 buah/buah @ Rp. 5.000 Rp.
50.000,-
f) Tempat minun 10 buah/buah @ Rp. 5.000 Rp. 50.000,-
_____________________________________________________________+
Total Biaya tetap Rp.
2.840.000,00
Biaya tak terduga Rp.
300.000,00
Jadi modal tetap adalah = 2.840.000 + 300.00 = Rp. 3.140.000,00
2)
Biaya Operasional
a) Bibit puyuh umur 1 bulan 50 ekor betina Rp. 500.000,-
b) Bibit puyuh umur 1 bulan 20 ekor jantan Rp. 200.000,-
c) Pakan 5 kg per hari x 150 hari x Rp 1500 / kg Rp. 1.125.000,-
d) Obat dan vaksin Rp.
150.000,-
e) Biaya pengangkutan + perawatan Rp 300.000,-
Total Biaya Operasional Rp.2.275.000,-
Jadi
jumlah modal yang dikeluarkan adalah sebesar Modal tetap + Modal operasional
=
Rp. 3.140.000 + Rp.2.275.000 = Rp. 5.415.000,00
3) Biaya Penjualan
Penjualan telur puyuh jika per butir telur = Rp.250,-
Jadi
bila 1 burung betina 1 hari 4 telur maka 50 betina selama 1 tahun adalah = 4 x
50 x 360 = 72.000 butir telur/tahun
Hasil penjualan = 72.000 x 250 =18.000.000,00
4) Keuntungan Usaha
Jumlah
Penjualan + Jumlah Modal adalah = Rp. 18.000.000,00 - Rp. 5.415.000,00 =
Rp. 12.585.000,00
Jadi
keuntungan bersih selama 1 tahun adalah Rp.
12.585.000,00
1)
Pengertian perencanaan usaha
Perencanaan usaha adalah dari kata
“perencanaan” dan “ usaha”. Perencanaan dalam pengertian ekonomi, artinya
fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan visi, strategi, kebijakan,
prosedur, aturan, program, dan anggaran. Sedangkan usaha atau bisnis adalah
semua kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok individu yang
dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan mengkombinasikan sumberdaya
atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan atau jasa bagi
masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh manfaat finansial, yaitu laba bisnis
atau laba usaha (business profit).
Dari kedua pengertian di atas sekarang
dapat didefinisikan arti perencanaan usaha yaitu sebagai proses penentuan visi,
misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran
yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu (Khaerul
maddy, 2009).
Dalam Perencanaan usaha terkandung adanya:
a.
Visi, yaitu cita-cita masa depan perusahaan yang akan
melakukan usaha tersebut.
b.
Misi adalah maksud khas atau unik dan mendasar yang
membedakan perusahaan dengan perusahaan lain serta mengidentifikasikan ruang
lingkup kegiatan usaha/perusahaan yang bersangkutan.
c.
Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai dari usaha/perusahaan
tersebut.
d.
Strategi adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
usaha dengan melibatkan semua sumberdaya atau faktor produksi yang dimiliki.
Dalam dunia bisnis dikenal beberapa strategi yang biasa diterapkan perusahaan
sebagai berikut:
Ø Defender, strategi bisnis
yang diarahkan untuk meraih dan mempertahankan pasar pada segmen sempit dari
seluruh pasarpotensial yang ada.
Ø Prospector, strategi
bisnis yang diarahkan secara agresif untuk meraih pasar seluas-luasnya melalui
inovasi produk produk baru.
Ø Analyzer, strategi bisnis
yang dijalankan melalui imitasi, yaitu meniru apa yang dilakukan prospektor.
Strategi bisnis seperti ini bertujuan meraih keuntungan dengan meminimalkan
risiko.
Ø Kepemimpinan
dalam biaya (cost-leadership strategy), strategi bisnis yang diarahkan
untuk meraih pasar seluasluasnya melalui harga produk yang semurah-murahnya.
Ø Diferensiasi (differentiation
strategy), strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih pasar seluas-luasnya
melalui keunikan produk yang dihasilkan.
Ø Fokus (focus
strategy), strategi bisnis yang diarahkan dalam segmen pasar yang sempit
yang dijalankan melalui fokus dalam kepemimpinan biaya (cost focus) atau
fokus dalam diferensiasi (differentiation focus). (Khaerul maddy, 2009).
2)
Maksud, tujuan dan manfaat Perencanaan usaha
Dalam suatu kegiatan usaha,
merencanakan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam proses pengembangan
sebuah usaha. Dengan perencanaan yang benar , maka dapat membantu seseorang
wirausaha dapat menetapkan target jangka panjang dan jangka pendek dari bisnis
baru yang diinginkan.
a) Rencana usaha ini secara khusus dimaksudkan untuk :
Ø Meningkatkan
peluang keberhasilan suatu usaha
Ø Secara jelas menentukan kegiatan-kegiatan agar
bisnis dapat beroperasi dengan sukses
Ø Mengidentifikasi
semua sumber daya yang tersedia untuk bisnis tersebut dan cara menggabungkan
sumber daya ni untuk hasil yang maksimal
Ø Mengidentifikasi
standar-standar kinerja untuk setiap segmen pengoperasian bisnis yang dapat
dibandingkan dengan kinerja aktual. Hal ini merupakan pengendalian untuk
menjaga agar bisnis beroperasi pada jalur yang benar.
Adapun
pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai
berikut:
Ø Pihak investor.
Investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan langsung tentang
keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang
ditanamkannya;
Ø Pihak kreditor,
dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan pemberian
pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan kajian ulang studi kelayakan bisnis
yang telah dibuat sebelumnya;
Ø Pihak manajemen
perusahaan, sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap langkah
perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari
ide proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan
Ø Pihak pemerintah
dan masyarakat, ini disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah yang akan
mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung
terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan
dijalankan; dan
Ø Bagi tujuan
pembangunan ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang
akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang
perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antaralain
ditinjau dari aspek kebijakan pemerintah, distribusi nilai tambah pada seluruh
masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis
kemanfaatan dan beban sosial.
Ada empat
hal penting yang perlu diketahui dalam merencanakan suatu usaha agibisnis
unggas petelur, yaitu menentukan skala usaha, menentukan kebutuhan sarana dan
prasarana, menentukan biaya, pendapatan dan keuntungan serta melakukan analisa
usaha
b) Alasan membuat perencanaan usaha adalah :
Ø Dipakai sebagai
alat pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha sehari-hari.
Ø Perencanaan
usaha yang telah disusun dengan baik akan memudahkan para pelaksana untuk
mengetahui apakah tindakan mereka menyimpang atau sesuai dengan rencana.
Ø Dengan adanya
perencanaan usaha yang disusun (tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan)
dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang
diperlukan dan mana yang tidak
Ø Dengan adanya
perencanaan usaha, maka segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib dan
teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.
Ø Untuk
mendapatkan pembiayaan dari Lembaga Pemberi Pinjaman.
Dengan adanya
perencanaan usaha yang jelas akan memudahkan kita untuk mencari bantuan
kerjasama dari berbagai pihak karena didalam perencanaan usaha menunjukkan
aspek keuangan, dan aspek pemasaran yang mana hal tersebut akan memudahkan
pengelola usaha mendapat dukungan berupa pinjaman melalui lembaga pemberi
pinjaman
Ø
Untuk mendapatkan dana investasi.
Perencanaan
usaha yang jelas juga memungkinkan kita untuk mendapatkan pinjaman melalui
pihak-pihak lain yang potensial yang akan mendukung pemenuhan investasi usaha
kita.
Ø Untuk mengatur
dengan siapa harus bekerjasama
Mengatur dan
membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah ada dan saling
menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat diharapkan memasok barang
buat perusahaan anda
Ø Untuk
mendapatkan kontrak besar.
Perencanaan yang
baik menarit minat perusahaan-perusahaan yang lebih besar memberi pekerjaan
atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh perusahaan anda
Ø Untuk menarik
tenaga kerja inti.
Perencanaan yang
baik mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau mempunyai keahlian
untuk bergabung bekerja sama dengan anda. Mungkin saja anda memerlukan
orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk menduduki posisi kunci dalam
perusahaan anda namun anda harus berhati-hati menerima orang-orang tertentu
yang dapat pula menjerumuskan perusahaan anda yang baru berdiri Untuk
memotivasi dan fokus Perencanaaan yang baik menjamin adanya perhatian yang
fokus pada tujuan dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab
sebuah perusahaan akan bertumbuh makin lama makin komplek sehingga perencanaan
usaha akan menjadi komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk tetap
berpijak pada arah yang benar
c)
Tujuan utama dari suatu perencanaan usaha adalah
Ø Sebagai rencana aksi (Action plan)
Sebuah
perencanaan usaha akan membantu dalam mengambil tindakan bisnis dengan membagi
masalah besar ke dalam masalah-masalah kecil yang tidak terlalu rumit. Sebuah
rencana usaha akan membantu untuk memilah-milah proses dimaksud menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih jelas. Dengan demikian sebuah masalah bisnis
yang besar dapat dilihat sebagai sebuah urutan masalah-masalah kecil. Dan
dengan memecahkan masalah masalah kecil dimaksud, otomatis masalah besar
tersebut juga akan dapat terpecahkan.
Ø
Sebagai peta jalan ( Road map)
Sebuah
rencana bisnis membantu untuk tetap fokus dalam arah yang diinginkan untuk
mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Juga perencanaan usaha akan membantu
pihak lain untuk memahami visi usaha yang akan dijalankan, termasuk supplier,
pekerja, mitra bisnis, teman dan keluarga.
Ø
Sebagai alat
penjualan (Sales tool)
Sebuah
perencanaan usaha merupakan sebuah alat bantu penjualan (Sales Tool), sehingga
sebuah perencanaan usaha merupakan alat yang bisa dipergunakan untuk meyakinkan
investor untuk menempatkan investasinya di usaha tersebut. Sebuah perencanaan
usaha yang ditulis dengan baik akan mendekatkan pengelola usaha dengan
pihak-pihak yang melihatbahwa ide bisnis yang ditawarkan akan juga
menguntungkan mereka.
d) Manfaat dari perencanaan usaha
Sedangkan manfaatnya dalam perencanaan
usaha adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik
persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana usaha yang akan
direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya.
Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut
antar lain ditinjau dari aspek kebijakan pemerintah, distribusi nilai tambah
pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial,
serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.
e) Langkah-langkah dalam perencanaan usaha
Ø Analisis pasar
Analisis pasar adalah suatu
penganalisasisan atau penyelenggaran untuk mempelajari berbagai masalah pasar.
Analisis pasar dilakukan setelah produk sudah ditentukan, dan menejemen sudah
siapkan , maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisa
pasar. Maksudnya agar ketika produk peternakan yang kita usahakan sudah
berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah benar maka kita tidak
akan bingung mau di kemanakan produk yang telah kita buat.
Keberhasilan usaha perusahaan dapat
ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang di terapkannya dengan dasar
memeperhatikan situasi dan kondisi dari analisis pasarnya. Dengan melakukan
analisis pasar maka dapat diketahui berapa kebutuhan telur, suplier telur pada
saat ini, harga telur maupun tata niaga telur. Besarnya pasar dapat di tentukan
oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa yang di
butuhkan para konsumen. Sedangkan mengenai ruang lingkup pasar, biasanya
mencakup luasnya pasar, misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para
konsumen, profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen, dan lain
sebagainya. Dengan melakukan analisis pasar maka dapat diktahui.
Ø Mencari informasi harga sarana produksi
Informasi harga yang utama harus
diketahui oleh seorang pengusaha agribisnis unggas petelur adalah harga :
kandang, pakan, pullet, obat, vitamin, peralatan dll
ü Menghitung biaya produksi
Biaya produksi dapat dibedakan dua
yaitu biaya investasi atau biaya tetap dan biaya variabel atau biaya tidak
tetap
·
Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan
pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya investasi atau
biaya tetap (Fix cost) adalah biaya untuk investasi yang tidak habis pakai.
Komponen biaya tetap terdiri dari tanah, bangunan yang terdiri atas kandang,
gudang pakan dan gudang peralatan serta peralatan (tempat pakan doc, tempat
pakan, tempat minum, pemanas, tabung, selang gas, drum plastik, hand sprayer
/semprotan gendong , ember plastik, timbangan salter, timbangan duduk, sekop,
kereta dorong , sumur air, pompa air, tower air, jaringan air dan jalan.
·
Menghitung biaya
variabel/ tidak tetap.
Biaya tidak
tetap atau sering disebut variable cost merupakan biaya yang habis pakai dan
bisa berubah-ubah tergantung jumlah ayam. Komponen biaya tidak tetap terdiri
dari pakan starter, pakan grower dan pakan layer, vaksin, obat-obatan, vitamin,
doc, desinfektan, sekam, gas LPG, listrik, tenaga kerja , air minum dan
pemasaran.
ü Menghitung pendapatan
Pendapatan dari usaha budidaya unggas
petelur adalah telur, unggas afkir yaitu baik unggas-unggas yang tidak
produktif dari hasil culling pada periode produksi maupun unggas culling karena
masa produksinya sudah berakhir serta kotoran (pupuk kandang). Jadi jumlah
pendapatan adalah pendapatan dari total dari jumlah telur yang diproduksi
ditambah pendapatan dari penjualan unggas afkir dan penjualan pupuk kandang.
ü Menghitung hasil usaha
Hasil usaha
dapat dihitung setelah diketahui total dari pendapatan dan biaya. Suatu usaha
dikatakan untung apabila pendapatan lebih besar daripada biaya produksi.
Ciri-ciri doc ayam petelur (final stock), sesuai SNI 01-4868.2-2005
-bobot doc per ekor minimal 33 gram
-kondisi fisik yang sehat dan tidak terdapat kelainan
- warna bulu seragam dan kering
- serta jaminan kematian doc maksimal 2%
Kondisi fisik yang sehat dan tidak ada kelainan dijabarkan lebih terperinci pada SNI 01-4868.2-1998, meliputi kondisi fisik sehat, kaki normal, tampak segar dan aktif, tidak cacat fisik, sekitar pusat dan dubur kering.
Dengan memahami ciri ciri bibit ayam yang baik, akan lebih mudah bagi kita menemukan bibit unggulan. Secara umum ciri ciri diatas bisa menjadi standar bagi anda dalam memilih bibit ayam. Pemilihan DOC yang baik memang sangat penting, namun jika DOC yang baik tersebut tidak dipelihara dengan cara yang baik maka anda tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.
PENANGANAN PENYAKIT UNGGAS (Itik, Bebek, AYAM)
Penanganan penyakit adalah pengendalian dan
sekaligus pembasmian penyakit untuk mengurangi kejadian penyakit menjadi
sekecil mungkin, sehingga kerugian yang bersifat ekonomi dapat ditekan
seminimal mungkin.
Cara
pengelolaan kesehatan unggas :
- pemberian
pakan yang layak,
- penggunaan
bibit yang baik dan sehat,
- pengelolaan
serta penanganan penyakit.
Peternak yang
memelihara ayam skala rumah tangga di pekarangan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
- Lahan
pekarangan yang cukup luas dan terdapat tanaman atau rerumputan yang cukup
terpelihara,
- Kandang
ditempatkan agak jauh dari rumah bersifat semi permanen agar mudah
dipindah atau dibersihkan. Sinar matahari (pagi) dapat masuk kedalam
kandang dengan mudah dan kotoran mudah dibersihkan,
- Vaksinasi:
dilakukan sesuai anjuran penggunaan vaksin.
Cara
pengendalian penyakit meliputi:
- Ayam
yang mati karena penyakit, dikubur dan dibakar,
- Bersihkan
kandang dan peralatan,
- Memberi
obat cacing setiap 3 bulan sekali,
- Menambahkan
vitamin kedalam makanan dan air minum,
- Tidak
memberi pakan yang sudah berjamur atau tengik,
- Isolasi
ayam yang sakit pada kandang terpisah,
- Bila
terjadi wabah penyakit menular, kandang dan semua peralatan harus
disucihamakan,
- Laporkan
ke petugas peternakan jika ada kematian ayam.
I. ND
( Tetelo )
a. Penyebab :
Virus ND,
menyerang ayam pada semua usia kematian tinggi (80 -100%), terutama diusia
muda.
b. Penularan :
- lendir
yang keluar melalui rongga mulut, lubang hidung dan kotorana yam sakit,
- kontak
langsung dengan ayam yang sakit,
- melalui
debu, peralatan kandang yang tercemar penyakit, sekam kering bekas ayam
sakit.
c. Gejala
Klinis :
- gangguan
pernafasan,
- nafsu
makan menjadi hilang, tapi nafsu minum bertambah
- anak ayam
tampak lesu dan cenderung berkumpul dibawah sumber panas (lampu)
- kepala
memutar kebawah dan keatas (melintir), dan diikuti kelumpuhan.
d. Pencegahan :
- vaksinasi
pada ayam sehat,
- sanitasi
yang baik (mencuci kandang dan peralatan dengan desinfektan, mengganti
alas kandang dengan yang baru)
- vaksinasi
ND dilakukan pada umur 4 hari,21 hari , 3 bulan, selanjutnya diulang
setiap 3 bulan
II. AVIAN
INFLUENZA (Flu Brurung)
a. Penyebab :
Virus influenza
tipe A (H5N1). Penyakit Avian Influenza sangat berbahaya karena menyebabkan
kematian unggas secara mendadak dan menyebar secara cepat serta menular pada
manusia (zoonosis).
b. Penularan :
- kontak
langsung dengan unggas yang sakit,
- kontak
tidak langsung melalui: Kotoran unggas sakit,
sumber air (danau atau kolam) yang tercemar kotoran dan atau bulu dari unggas
yang sakit, Virus yang terbawa oleh orang-orang yang berkunjung melalui sepatu,
baju, cangkul, sekop, sangkar, peti
c. Gejala
Klinis :
- Mati
Mendadak
- Lendir
dari hidung
- Jengger
bengkak, berwarna biru atau berdarah
- Bengkak
pada bagian kepala dan ketopak mata, perdarahan dikulitpada area yang
tidak ditumbuhi bulu terutama bagian kaki
d. Pencegahan :
- Masing-masing
jenis unggas dikandangkan dalam kandang yang berbeda (bebek, itik dan ayam
tidak sekandang)
- Ayam yang
baru dibeli dikarantina minimal 2 minggu dan jika terlihat ayam sakit
segera dipisahkan,
- Cuci
tangan dengan sabun setelah memegang ayam,
- Hanya
menjual atau membeli ayam sehat,
- Membersihkan
halaman sekitar kandang setiap hari dan kotoran dibakar atau dikubur,
- Cuci dan
bersihkan peralatan kandang seminggu sekali, bersihkan dan sucihamakan
kandang dengan desinfektan atau bahan detergent,
- pakai alas
kaki khusus di kandang (misalnya : sandal jepit yang khusus dipakai di
kandang saja),
- Pemberian
pakan berkualitas dan bersih,
- Vaksinasi
ayam yang sehat
- Membakar
atau menguburkan bangkai dengan kedalaman galian setinggi lutut orang
dewasa.
III. CRD
(Chronic Respiratory Disease)
a. Penyebab :
Mycoplasma
gallisepticum (MG) atau Mycoplasma synoviae (MS) Penyakit ini menyerang semua
usia, tetapi lebih banyak menyerang ayam pada usia 4 -9 minggu dan ayam dewasa.
b. Gejala
Klinis :
- batuk-batuk
diikuti nafas yang terdengar mengorok,
- keluar
cairan dari lubang hidung dan nafsu makan berkurang.
c. Penularan :
- penularan
ayam yang sakit ke ayam yang sehat,
- melalui
telur tetas, makanan, air minum dan peralatan yang tercemar kuman.
d. Pencegahan :
sanitasi yang baik
IV. MAREKS
a. Penyebab :
herpes type B yang menyerang ayam usia 1-4 bulan,
b. Penularan :
- kontak
langsung : sisik kulit atau kulit yang mengelupas termakan ayam sehat.
- Kontak
tidak langsung terjadi jika sisik kulit yang mengandung virus tercampur kedalam
pakan, air minum atau kotoran ayam.
c. Pencegahan :
- vaksinasi
Mareks setelah penetasan, saat anak ayam usia 1-4 hari,
- sanitasi
kandang
- Pengobatan
penyakit Mareks tidak ada, kecuali memusnahkan ayam.
V. NGOROK
(Snot).
a. Gejala
Klinis :
- ayam tampak
lesu, bersinbersin,
- bengkak-bengkak
dari lubang hidung dan mata, cairan yang keluar dari hidung mula-mula
encer bening lama kelamaan mengental sehingga lubang hidung tersumbat dan
pernafasan ayam terganggu
b. Penularan :
- kontak
langsung ayam yang sakit dengan ayam sehat, melalui udara, peralatan
kandang, pakan dan air minum yang tercemar.
c. Pencegahan :
- penyemprotan
kandang dengan desinfektan,
- kandang
selatu kering, ventilasi kandang cukup memadai,
d. Pencegahan :
Jika ada ayam yang sudah terserang penyakit Snot, secepatnya ayam tersebut
dikarantina atau dipisahkan dari ayam sehat.
Jenis
- jenis unggas petelur berasal dari:
![]() |
1. Ayam
2. Itik
3. Puyuh
1.
Asal-usul dan
sejarah unggas
Asal mula unggas (ayam, itik, puyuh,
dll) adalah berasal dari ayam hutan (itik atau puyuh) liar yang ditangkap dan
dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Dari tahun ke tahun unggas liar
tersebut mengalami domestikasi dan melakukan persilangan-persilangan dan
seleksi sehingga menghasilkan jenis-jenis unggas yang dapat kita lihat sampai
saat ini. Ada jenis unggas yang cenderung menghasilkan telur, menghasilkan
daging atau antara penghasil telur dan daging.
Lebih dari 10.000 tahun yang lalu,
keberadaan ayam dalam kehidupan manusia. Pada saat itu masyarakat India
melakukan kegiatan pemeliharaan ayam. Masyarakat pada saat itu memelihara ayam
dengan cara domestikasi yaitu mendomestikasi ayam hutan lokal. Ayam hutan lokal
inilah yang merupakan asal muasal ayam modern kita. Dari lembah Indus-India
inilah kegiatan mendomestikasi gallus-gallus banyak dilakukan dan dipraktekkan
ke berbagai daerah di India. Sekitar 500 tahun SM ayam yang didomestikasi
tersebut telah mencapai Korea di timur dan Mediterania di barat. Pada tahun
1000 M, ayam – ayam tersebut telah menyebar di peternakan di Islandia,
Madagaskar, Bali, dan Jepang. 500 tahun kemudian, ayam hutan yang sederhana
tersebut telah menaklukkan dunia.
Semua ayam modern merupakan keturunan
dari Gallus gallus dari India, tetapi pada tahapan awal beberapa
keturunan dan verietas telah berkembang (semua ayam yang berasal dari keturunan
yang sama memiliki bentuk yang sama tetapi varietas dalam keturunan berbeda
dalam hal warna bulu ayam).
a) Sejarah Ayam ras
petelur
Ayam hutan dari wilayah dunia
diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan untuk produksi
yang banyak. Ayam hutan dapat diperoleh dari telur dan dagingnya, maka arah
dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang
terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan
untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga
diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan
ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga
menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali
persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus
dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Pada awal tahun 1900-an, masyarakat
Indonesia baru mengenal ayam liar. Kemudian memasuki periode 1940-an, orang
mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu, dimana orang sudah bisa
membedakan antara ayam orang Belanda (karena pada sat itu Bangsa Belanda
menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian
dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam
itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri
yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (pada saat itu masih
merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di
tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir
periode 1980-an, banyak orang Indonesia yang belum mengenal klasifikasi ayam.
Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, apabila telurnya
enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata
tidak benar. Ayam negeri(panggilan untuk ayam ras petelur pada saat itu) ini
ternyata bertelur banyak tetapi dagingnya tidak enak dimakan.
Ayam yang pertama yang masuk dan mulai
diternakkan pada periode itu adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus
dan umumnya setelah habis masa produktifnya, karena dagingnya tidak ada dan
kurang enak/ liat. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga
menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam
broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam
petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa
ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak.
Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan
telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai
diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep
makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam
petelur.
b) Sejarah Ayam Kampung Petelur
Ayam kampung merupakan hasil
domestikasi ayam hutan merah selama berabad-abad. Ayam kampung yang ada di
Indonesia morfologinya (bentuk fisik) sangat beragam, sulit sekali dibedakan
dan dikelompokkan ke dalam klasifikasi tertentu. Ayam kampung ini tidak memiliki
ciri yang khusus dan tidak adanya ketentuan tujuan dan arah usaha peternakannya
Ayam kampung
boleh dikatakan sebagai ayam asli Indonesia yang sudah dipelihara sejak jaman
dahulu. Ayam ini memiliki potensi yang sudah terbukti, mampu memberi kontribusi
bagi pemenuhan kebutuhan keluarga, setidaknya sebagai penghasil daging dan
telur. Kebanyakan ayam kampung dimanfaatkan atau diternakkan untuk diambil
dagingnya atau untuk diambil telurnya, dan biasanya tergantung bagaimana tujuan
peternak memelihara ayam kampung. Walau ayam kampung memang bertelur dan
dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam
dwiguna secara komersial-unggul. Alasannya, dasar genetis antara ayam kampung
dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh.
Ayam kampung dinamakan juga sebagai
ayam buras (bukan ras), hal ini dilakukan untuk membedakan dengan ayam ras
yaitu ayam yang sudah jelas tujuan dan arah usahanya, misalnya khusus untuk
menghasilkan telur disebut ayam ras petelur atau “layer” atau ayam yang khusus
menghasilkan daging disebut sebagai ayam ras pedaging atau “ broiler” . Pada
umumnya Produksi telur ayam kampung masih rendah. Pada umumnya ayam kampung
dipelihara ala kadarnya tanpa memperhatikan kebutuhan pakan dan kesehatannya.
Cara ini sering diistilahkan sebagai pemeliharaan secara ekstensif. Produksi
yang dihasilkan tidak optimal yaitu sekitar 60 butir per tahunnya. Namun dengan
mulai berkembangnya budidaya ayam kampung sekarang orang sudah mulai melirik
untuk dibudidayakan dengan benar untuk mencapai produksi yang optimal. Sistem
pemeliharaan yang telah memperhatikan faktor bibit, pakan dan manajemen
pemeliharaan disebut sistem pemeliharaan secara intensif. Hasil produksi cukup
menggebirakan yaitu sampai 100 butir per tahun. Berat ayam kampung juga
tergolong rendah, dimana berat badan ayam jantan dewasa tidak melebihi dari 2
kg. Apalagi pada ayam betina dan ayam-ayam yang sudah tua maka berat badannya
jauh lebih rendah lagi. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki ayam kampung,
seperti cita rasa telur maupun dagingnya lebih enak , mempunyai kemampuan
beradaptasi yang lebih baik dan lebih mudah dalam pemeliharaannya.
c) Itik Petelur
Itik atau lebih dikenal dengan istilah
Bebek (bhs.Jawa), adalah salah satu jenis unggas yang nenek moyangnya berasal
dari Amerika Utara. Itik yang ada saat ini berasal dari jenis itik liar (Anas
moscha) atau Wild mallard. Kemudian secara terus menerus melalui
domestikasi dan persilangan-persilangan secara alam, akhirnya jadilah itik yang
diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Penyebaran itik tergolong sangat
luas dibandingkan dengan jenis unggas lain, karena itik dapat hidup normal baik
di daerah subtropis maupun daerah tropis. Oleh karena itu, tidak mengherankan
bila itik liar bisa berimigrasi sampai ke Afrika Utara dan Asia seperti
Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam. Sejak jaman kerajaan, itik sudah beredar dalam
sejarah perdagangan dan pertanian di Indonesia. Masuknya itik impor ke tanah
air terjadi pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Itik pertama kali
diperkenalkan oleh orang-orang India pada abat ke VII terutama di wilayah pulau
Jawa. Orang-orang India tersebut merupakan ahli bangunan yang sengaja
didatangkan oleh Raja Syailendra untuk membangun candi-candi Hindu dan Budha di
Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa motivasi ritual keagamaan yang mendorong
mereka mengembangakan itik di Indonesia. Berbagai upacara keagamaan seperti
saat ini yang masih ada di Bali, itik dijadikan sebagai salah satu bahan
pelengkan sesaji.
Dalam pustaka
sejarah, tercatat bahwa penyebaran ternak itik sangat pesat, terutama pada
jaman keemasan Majapahit yang kemudian menjadi awal permulaan penyebaran dan
pengembangan ternak itik di wilayah lain Indonesia seperti Kalimantan Selatan,
Sumatera, Sulawesi dan Bali. Selain angsa India, pemerintah kolonial Belanda
juga tercatat memiliki andil dalam penyebaran itik di Indonesia yakni melalui
kuli-kuli kontrak yang mereka mukimkan di Sumatera pada tahun 1920, khususnya
di Daerah Deli dan Lampung.
Budaya menggembalakan
itik juga tercatat pada masa pemerintahan raja Anak Wungsu 1049-1077 yang
berkuasa di Kerajaan Bali. Prasasti Pucangan -salah satu prasasti yang dibuat
Anak Wungsu juga menyebutkan soal itik. Dalam bagian prasasti Pucangan yang ada
di Kabupaten Bangil, tertulis raja mengabulkan permohonan penduduk dengan
diperbolehkan memelihara anjing dan itik serta melakukan perniagaan ke desa
lain. Saat itu beternak sudah menjadi kebiasaaan masyarakat Bali.
Jenis itik yang ada di Indonesia pada
umumnya adalah tipe petelur. Jenis itik ini banyak dipelihara oleh masyarakat
pantai, danau, atau persawahan. Hal ini disebabkan karena itik suka hidup di
air. Sumber makanan seperti biji-bijian, cacing, keong, ikan kecil yang
merupakan makanan itik sehari-hari terdapat di daerah pantai, danau atau
persawahan. Daerah-daerah tersebut merupakan sumber bahan makanan yang melimpah
dan sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat kita.
Di Indonesia selama ini jenis itik
yang dikhususkan sebagi itik pedaging adalah itik manila, yang lebih populer
dengan nama entog. Jenis itik ini dalam waktu sepuluh minggu bisa mencapai
bobot sampai 3 Kg. Seiiring dengan meningkatnya permintaan akan daging itik,
sejak beberapa tahun yang lalu di Indonesia mulai dikembangkan peternakan itik
pedaging dari berbagai jenis seperti itik peking, itik serati, dan lain-lain.
d)
Puyuh
Puyuh merupakan jenis burung dari
species atau sub species dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh darata
dunia. Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh
relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak
(Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung
(liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Syarikat, tahun 1870 dan terus
dikembangkan ke penjuru dunia.
Seperti halnya dengan ternak unggas
pada umumnya, maka puyuh pun dibudidayakan sebagai penghasil telur dan
penghasil daging. Pada tahun 1907-1941 puyuh banyak diternakkan oleh masyarakat
Jepang. Kemudian pada akhir tahun 1971 puyuh mulai banyak dikenal dan
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Jenis puyuh yang banyak diternakkan di
dataran Asia termasuk Indonesia adalah sebagai puyuh petelur, sedangkan yang
banyak diternakkan sebagai puyuh pedaging adalah di negara-negara Eropa. Jenis
puyuh yang banyak dipelihara di Indonesia adalah jenis Coturnix japonica yang
merupakan jenis puyuh penghasil telur.
2) Jenis –jenis unggas petelur
a) Jenis ayam ras
petelur
Jenis-jenis ayam ras petelur merupakan
hasil Pemilihan didasarkan atas segi-segi ekonomis serta kemampuan berproduksi
yang tinggi atau cukup menguntungkan. Untuk memperoleh ayam yang memiliki
produktivitas yang tinggi tentu saja harus dipilih bibit-bibit yang berkualitas
bagus, strain ayam di tingkat final stok/layer serta disertai seleksi dan
culling yang dilakukan secara ketat. Meskipun DOC yang akan dipelihara
merupakan hasil seleksi dari bibit yang unggul dan berkualitas bagus dari
tingkatan final stok, namun perlu juga diadakan seleksi dan culling secara
terus menerus, mualai dari ayam fase brooding sampai ayam tidak produktif
(afkir) .
Ciri-ciri ayam ras petelur menurut berbagai sumber pustaka
yang berhasil dihimpun adalah :
Mudah terkejut (nervous)
Bentuk tubuh ramping
Cuping telinga berwarna putih
Kerabang kulit telur berwarna putih
Efisien dalam penggunaan ransum untuk membentuk telur
Tidak memiliki sifat mengeram
Produksi telur yang tinggi yaitu 200 butir/ekor/tahun,
bahkan bisa mencapai 250 – 280 butir/ekor/tahun.
Di Indonesia dikenal dua tipe ayam
petelur yaitu tipe ayam petelur ringan dan tipe ayam petelur medium.
1.
Tipe Ayam Petelur Ringan.
Ayam ini disebut dengan ayam petelur putih.
Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan
mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini
berasal dari galur murni white leghorn. Saat ini ayam galur murni ini sulit
dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan
berbagai nama.
Setiap pembibit (breeder) ayam
petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur
putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun
produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur
saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena
dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas
dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya
akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2.
Tipe Ayam
Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat.
Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan
ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh
ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak
dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan
ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan
ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.
Telur dengan warna coklat untuk
masyarakat Indonesia lebih disukai dipasaran daripada telur denga kerabang
putih. Walaupun sebenarnya dilihat dari kandungan gizi dan rasanya relatif
sama, tetapi karena dilihat dari warna kulitnya telur coklat memang lebih
menarik daripada yang putih dan telur putih mempunyai kerabang yang lebih tipis
sehingga masyarakat Indonesia lebih menyukai telur berkerabang coklat. Satu hal
yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal
daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada
telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih.
Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam
pedaging dengan rasa yang enak.
Saat ini banyak sekali dijumpai
strain-strain ayam petelur di pasaran, baik itu strain petelur tipe ringan
maupun tipe petelur medium. Setiap strain yang bisa diterima langsung para
peternak penghasil telur adalah DOC yang merupakan hasil final atau comercial
stock. Strain ayam final stock ini diperoleh dari keturunan parent stock dan
merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terus menerus, sehingga diperoleh
hasil akhir (final) yang betul-betul produktif. Berbagai strain ayam yang
dewasa ini banyak beredar dipasaran, al: Dekalb XI-Link, Hisex white, H & W
nick, Hubbarb leghorn, Rhose white, Shaver S 288, Hisex brown, Hubbarb golden
cornet, Ross Brown, Shaver star cross 579, Warren sex sal link., Hy-line yang
diciptakan di USA, Harco diproduksi di California dan Strain Babcock diciptakan
di USA, dll
Pada dasarnya setiap strain mempunyai
keunggulan dalam berproduksi yang hampir tidak jauh beda, yang paling utama
adalah bagaimana kita mengelolanya. Asalkan dikelola dengan baik sesuai dengan
kebutuhan untuk hidup dan berproduksi secara optimal, maka hasilnyapun pasti
akan optimal. Produksi telur sangat ditentukaan oleh faktor genetis dan faktor
lingkungan Tiap-tiap strain yang
diterima oleh peternak adalah DOC yang kita kenal dengan istilah final stock
( Commercial stock). Strain final stock ini diperoleh dari parent
stock dan merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terus menerus,
sehingga diperoleh hasil akhir yang benar-benar produktif. Pada umumnya, semua
DOC yang diperjual belikan kepada peternak adalah ayam-ayam tingkatan final
stock. Sedangkan keturunan dari final stock ini sudah tidak memilki sifat
keunggulan berproduksi seperti final stok.
Barred Rock |
Black Australorp |
Production Red |
Gold Star |
Black Sex Link |
White Rock |
Buff Orpington |
Silver Laced Wyandotte |
Gambar 1. strain
–strain ayam ras petelur
3) Jenis-jenis ayam kampung
Ayam kampung merupakan ayam lokal atau
ayam asli Indonesia, dan merupakan bagian dari ayam buras atau salah satu dari
jenis ayam buras. Sedangkan ayam buras adalah jenis ayam selain ayam ras,
seperti ayam kampung, ayam kedu, ayam cemani, ayam bangkok, ayam arab, ayam
pelung dan seterusnya. Ayam kampung ini sudah menyebar hampir seluruh pelosok
tanah air. Oleh karena itu hampir seluruh masyarakat kita mengenal jenis ayam
ini.
Disamping ayam kampung, ayam buras
yang baik juga digunakan sebagai ayam petelur adalah ayam arab, ayam kedu dan
ayam nunukan. Ketiga ayam buras tersebut kemampuan bertelur lebih tinggi di
bandingkan ayam kampung, bahkan kemampuan bertelur ayam arab hampir menyerupai
ayam ras petelur, sehingga saat ini ayam arab banyak digunakan dan dibudidayakan
sebagai ayam kampung petelur karena disamping penampilan telurnya yang mirip
seperti ayam kampung, cara pemeliharaannya lebih mudah dan konsumsi pakan lebih
efisien.
a) Ayam kampung.
Ayam kampung warna bulunya bervariasi,
ada yang putih, kuning, kuning kemerahan hitam dll.yang paling banyak adalah
kombinasi dari warna-warna tersebut.jenis ayam ini mudah dibedakan dari ayam
ras berdasarkan warna bulunya yang beraneka ragam, sosoknya yang lebih kecil
dan penampilannya yang lebih lincah. Pada
umur yang sama jenis ayam ini mempunyai bobot yang lebih rendah dari ayam ras, Dengan
pemeliharaan yang intensif pada umur satu bulan ayam ras biasanya sudah
mencapai berat sekitar 250 gram, sedangkan ayam kampung baru mencapai 150
gram.Namun pada umur 4 bulan perbandingan beratnya tidak terlalu jauh ,ayam ras
mencapai bobot sekitar 1.570 gram,sedangkan ayam kampung sekitar 1400 gram.
b) Ayam kedu.
Sesuai dengan namanya ayam kedu banyak
di jumpai di daerah kedu, lebih tepatnya di desa kedu, kabupaten temanggung,jawa
tengah. ada sumber yang mengatakan bahwa ayam kedu bukan ayam asli
Indonesia.Ayam ini merupakan hasil persilangandari ayam dorking yang di bawa
rafles dengan ayam yang ada didaerah dieng. melalui proses seleksi oleh
masyarakat setempat,maka muncullah nama ayam kedu.selain itu ada juga yang
mengatakan bahwa ayam ini asli pulau jawa dan pernah di ekspor ke amerika pada
tahun 1935. Ayam ini kemudian dikenal dengan nama the black java breed (
ayam hitam asli jawa ).
berdasarkan
warna bulunya ayam kedu dapat digolongkan menjadi ayam kedu hitam,ayam kedu
putih dan ayam kedu campuran (warna bulu blorok,lurik dll).dari ketiga jenis
ayam kedu tersebut yang paling disenangi adalah ayam kedu hitam.
ayam
kedu hitam betina warna bulunya hitam mulus. Namun,setelah dewasa bulu dibagian
kepala dan leher ada yang berubah,setelah berumur 1 tahun bulu di kepala ayam
menjadi kemerah2an, dan pada umur 2 tahun bulu kepalanya menjadi merah
semua,bulu pada bagian leher ada yang berwarna keperakan atau keemasan.sedangkan
jengger dan pialnya masih tetap berwarna hitam, berbeda dengan ayam jantannya
yang muai berubah menjadi warna merah. Diantara ayam kedu hitam ini ada yang
disebut ayam kedu cemani. Ayam cemani seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam.
Ayam kedu petelur yang baik biasanya memiliki ciri-ciri :
a.
Jenggernya bergerigi 6-9 buahdan jika besar biasanya letaknya
terkulai kesamping.bentuk kepalanya panjang dan rata.
b.
Panjang lehernya sedang,bulu banyak dan tebal.
c.
Dadanya tidak lebar,punggungnya rata atau agak miring ke arah
ekor,sayapnya tertutup kuat,letak sayapnya rata, perutnya besar,lebar, dan
dalam.
d.
Pada usia dewasa beratnya antara 1,4-1,6 kg, dan mulai
bertelur pada umur sekitar 134 hari.
C) Ayam Nunukan
Seperti ayam kedu, ayam nunukan juga
diberi nama berdasarkan nama daerah Nunukan yang terletak di pulau Tarakan,
Kalimantan Timur. Namun,menurut sebagian sumber ayam ini bukan ayam asli daerah
Nunukan melainkan berasal dari daerah cina bagian selatan. Ayam ini masuk
kedaerah tarakan lewat Tawao dan Nunukan sekitar tahun 1922 yang dibawa oleh
perantau cina. Mungkin karena itulah sebagian orang menyebut ayam ini dengan
nama ayam cina.walaupun ayam ini termasuk pendatang,tetapi sudah dianggap ayam
lokal karena sudah mengalami adaptasi sekitar 50 tahun.
Kekhasan ayam nunukan terutama
terlihat pada ayam jantannya. Ayam nunukan jantan mempunyai sosok yang besar,
tegap, tetapi terlihat kurang gagah karena bulu sayap dan ekornya tidak tumbuh
sempurna. Bulu ekornya kelihatan pendek sehingga tampak seperti di potong.
Berbeda dengan ayam jantannya, bulu ekor dan sayap ayam nunukan betina tumbuh
sempurna. warna bulunya kuning agak kecoklat-coklatan atau kombinasi dari
warna-warna tersebut. Warna kulit dan paruh umumnya kuning . Sosoknya lebih
kecil dari yang jantan. Pada usia dewasa beratnya mencapai sekitar 1.900 gram.
Untuk petelur biasanya di pilih ayam betina yang mempunyai bulu ekor panjang
karena daya bertelurnya lebih tinggi.
d) Ayam Arab
Ayam arab merupakan ayam tipe petelur
unggul karena kemampuannya bertelur yang cukup tinggi. Kebanyakan masyarakat
memanfaatkan ayam arab karena produksi telurnya tinggi yaitu mencapai 190-250
butir per tahun atau dengan produksi 80-90%, dengan berat telur rata-rata 40
gram. Ayam arab tidak suka mengeram. Masih ada keunggulan lain, antara lain:
efesiensi terhadap pakan yang hanya 80 gr/ekor/hari, sedangkan ayam leghorn
bisa mencapai 110gr/ekor/hari, ayam jenis ini daya seksualnya sangat tinggi dan
suka kawin, dalam waktu 15 menit mampu kawin 3 kali. Warna kerabang sangat
bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat sehingga kadang banyak orang yang
tidak bisa membedakan mana telur ayam arab dan mana telur ayam kampung. Warna
kulit yang agak kehitaman, dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam
kampung membuat daging ayam ini kurang disukai oleh konsumen. Akan tetapi bagi
sebagian peternak yang kreatif, ayam arab ini dikawin silang dengan ayam
kampung.
Hasil
persilangan ini menghasilkan keturunan ayam dengan postur kampung, kerabang
telur sudah tidak putih lagi dan daging yang sedikit lebih terang daripada ayam
arab asli. Ayam Arab ini termasuk galur ayam buras yang unggul dari Belgia.
Untuk mendapatkan produktivitas ayam arab yang maksimal diperlukan perawatan
yang optimal, antara lain: penyediaan kandang yang sesuai, pakan yang teratur,
pengendalian penyakit. Ada pula hal yang turut perperan dalam kesuksesan
agribisnis ayam arab yaitu Pengelolaan Produksi dan
Gambar 45. Jenis ayam arab jantan dan betina
Sumber Gambar:
Dokumentasi sentral ayam arab
4) Jenis-jenis itik petelur
Itik petelur pada dasarnya dibedakan
menjadi dua jenis yaitu itik petelur dari luar yang didatangkan di Indonesia
dan itk petelur lokal. Sebagian besar jenis itik lokal merupakan tipe petelur,
dan kalaupun dipelihara sebagai tujuan untuk memproduksi dagingnya, biasanya
adalah itik petelur afkir, itik pejantan petelur . Beberapa jenis itip petelur
diantaranya :
a) Itik Petelur Lokal
Itik tegal
Itik Alabio
Itik Mojosari
Itik Bali
Itik Magelang
Itik dari
hasil persilangan-persilangan seperti itik BPT AK, itik BPT KAT dan itik BPT
KA.
B) Itik Petelur Dari Luar Negeri, Seperti
Itik Khaki
Cambell
Itik
5) Jenis-jenis puyuh petelur
Berdasarkan warna bulunya, puyuh dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu puyuh warna putih, puyuh warna hitam
atau coklat dan puyuh persilangan. Perbedaan ke tiga bangsa puyuh tersebut
ditunjukkan oleh perilaku dan teknik pemeliharaan. Namun dalam produktivitasnya
sebagai penghasil telur, ke tiga bangsa puyuh tersebut cenderung tidak memiliki
perbedaan. Selain berdasarkan warna bulu, bangsa puyuh juga dapat dikelompokkan
berdasarkan jumlah jari-jari kaki, bangsa puyuh dikelompokkan menjadi dua
famili yaitu famili Phasianidae dan famili Turnicidae. Perbedaan kedua bangsa
puyuh tersebut ditunjukkan oleh kebiasaan jantan dalam mengerami telur
Dari ketiga kelompok warna bulu puyuh
ataupun berdasarkan jumlah jari kaki, banyak sekali bangsa puyuh yang ada di
dunia ini, beberapa diantaranya : Puyuh Japonika, Puyuh Pepekoh, Puyuh Gonggong
Jawa, Puyuh Gonggong Biasa, Puyuh Bar Backed, Puyuh Sumatera, Puyuh Gonggong
Kalimantan, Puyuh Turnik, Puyuh Mahkota, Puyuh Scaled, Puyuh Gambels, Puyuh
Albino, Puyuh Tegalan Loreng, dan lainnya.
Sumber.
Bibitpuyuh.blogspot.com
Berikut ini
adalah ciri DOC ayam petelur berkualitas yang wajib untuk
Anda perhatikan:
·
Memiliki Mata Jernih. Memperhatikan mata adalah salah
satu cara untuk mendeteksi kesehatan dari hewan. ...
·
Berdiri dengan Tegap. ...
·
Sayap dan Paha Simetris. ...
·
Lincah. ...
·
Bulu Lebat yang Mengkilap. ...
·
Suara Nyaring
Menerapkan penanganan kesehatan ternak unggas
Berikut penyakit yang sering menyerang ayam dan penanganannya:
1. Newcastle disease (ND)
ND atau penyakit tetelo sudah familiar di kalangan peternak ayam. Penyakit yang bersumber dari virus ini pertama kali ditemukan Kreneveld di daerah Priangan pada tahun 1926. Nama Newcastle Disease (ND) diberikan Doyle pada tahun 1927 setelah banyak ayam di Kota Newcastle terjangkit penyakit yang sama. ND merupakan momok bagi peternak karena angka kematiannya hampir mencapai 100 persen. Selain itu, penularannya terbilang sangat cepat. Ayam yang terserang tetelo akan menunjukan gejala pernafasan, gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh serta kepala dan leher terpuntir.
Selain itu ada gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau. Ayam petelur yang berhasil sembuh kualitas telurnya jelek. Bentuk, permukaan dan warna abnormal lalu putih telurnya encer. Sejauh ini belum ada satu jenis obat yang efektif dapat menyembuhkan ayam dari penyakit ini. Penanggulangannya hanya dapat dilakukan dengan dengan tindakan pencegahan dengan vaksin yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif.
2. Infeksi bronchitis (IB)
IB merupakan penyakit akut pada ayam petelur. Penyakit ini menyerang saluran pernafasan ayam dan dapat berlangsung selama 5-21 hari dengan angka kematian 0-40 persen. IB sangat mudah menular pada ayam dalam satu kelompok atau antar kelompok lainnya.
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada ayam petelur, penyakit ini menurunkan produksi telur. Hasil telur dari ayam yang terserang penyakit ini punya ciri antara lain telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Belum ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
3. Pullorum
Penyakit ini menyerang ayam petelur dengan angka kematian yang tinggi. Berak putih disebabkan karena salmonella pullorum. Ciri ayam yang terkena penyakit ini mengeluarkan kotoran berwarna putih menyerupai kapur (pasta). Penyakit ini menyebabkan ayam sulit bernapas dan sebagian lainnya mati mendadak. Ayam yang terserang penyakit ini bisa diobati dengan antibiotik.
4. Egg Drop Syndrome (EDS)
EDS merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan Avian Adenovirus tipe I. Penyakit ini menyerang pada periode pertumbuhan dan periode bertelur. Ayam yang terinfeksi EDS tidak memperlihatkan gejala spesifik. Ciri yang bisa dilihat hanya sebatas warna kepucatan pada vial dan jengger yang disebabkan anemia. Telur yang dihasilkan ayam terserang EDS memiliki kualitas cangkang yang tidak normal. Cangkang telur akan tipis atau lembek bahkan bisa tanpa cangkang sama sekali.
Pencegahannya bisa dilakukan dengan memberikan vaksin. Namun, untuk ayam yang sudah terlanjur terkena EDS dapat diberi antibiotik.
5. Avian Encephalomyelitis (AE)
Penyakit ini disebabkan virus RNA dari family Picornaviridae. Penyakit AE pada ayam petelur akan mengakibatkan penurunan produksi telur antara 5-20 persen. Gejala ayam yang menderita AE antara lain tampak sayu, diikuti ataksia karena adanya inkoordinasi dari otot-otot kaki, sehingga ayam dapat jatuh ke samping dengan kedua kaki terjulur ke satu sisi. Selanjutnya terjadi tremor pada kepala dan leher terutama bila dipacu, keadaan akan berlanjut dengan kelumpuhan dan diakhiri dengan kematian. Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi. Pada ayam sakit yang masih hidup dapat diberikan ransum pakan yang baik disertai vitamin dan elektrolit
Berikut penyakit yang sering menyerang puyuh dan penanganannya:
Pemeliharaan burung puyuh dilakukan mulai umur 1 hari sampai
18 bulan. Saat berumur 1 hingga 30 hari pemeliharaan dilakukan pada kandang
postal atau litter, hari berikutnya dipindahkan pada kandang batere.
Dalamsistem perkandangan yang perludiperhatikanadalah temperatur kandang yang
ideal atau normal berkisar 20-25 ºC; kelembaban kandang berkisar 30-80%;
penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari
40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar
sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Puyuh mulai
berproduksi pada umur 38 hari. Puncak produksi dapat berlangsung selama 4 bulan mulai bulan ke 4, 5,
6 dan 7. Puncak produksi dapat mencapai hingga 95% Biasanya puyuh berproduksi
mulai pukul 15.00 sampai 22.00.
Program vaksinasi
yang biasa diberikan yaitu ND Lasota atau NDIB (Newcastle Disease, Infectious
Bronchitis) pada hari ke-15 dan AI (Avian Influensa atau Flu burung) pada hari
ke-30. Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari
beberapa bentuk, yaitu: bentuk pellet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh
yang suka usil mematuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan
mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali
sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum
hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak
puyuh pada bibitan terus-menerus.
Penyakit yang biasa menyerang burung puyuh
antara lain :
1. Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: Clostridium colinum, bakteri anaerobic yang membentuk spora dan menyerang usus bawah dan sekum, sehingga dapat menimbulkan keradangan
Gejala : puyuh tampak lesu, nafsu makan menurun, bulu kelihatan kusam, diare encer
Penularan : Melalui pakan dan minum yang terkontaminasi feses
Pengendalian : memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi. Menjaga kebersihan kandang dan mengupayakan populasi tidak terlalu padat
Pencegahan: Basitrasin 0,005% - 0,01 % dlm pakan / air minum Pengobatan : Melalui pakan / air minum dengan mencampur basitrasin, klortetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, ampisilin, tilosin dan linkomisin. Dosis Basitrasin : 100 g /ton makanan
2. Prolaps (dobolen)
Penyebab: terlalu banyak pemberian vitamin dan mineral untuk telur, sehingga bentuk telur terlalu besar, pada saat mengeluarkan saluran telur juga ikut keluar (dobol)
Gejala : telur terlalu besar, pada saat mengeluarkan saluran telur juga ikut keluar (dobol) sehingga menimbulkan kematian
Pencegahan: Pemberian tambahan mineral secukupnya tidak berlebihan
3. Newcastle Disease (ND) atau tetelo
Penyebab: virus golongan paramyxo
Gejala : : puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulai, feses encer kehijauan,.tortikolis (kepala memutar-mutar tidak menentu)
Pencegahan: Vaksinasi pada umur 9 hari
Penularan : Melalui pakan dan minum, udara serta peralatan kandang yang kurang bersih
Pengendalian : Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, ayam yang mati segera dibakar/dibuang (jangan dibuang di sungai), pisahkan ayam yang sakit
Pengobatan: tidak ada obatnya, namun untuk mencegah infeksi sekunder bakteri dapat diberikan Ampicilin, colistin,Enrofloxasin. Dan untuk meningkatkan kondisi diberikan vitamin.
4. Pullorum (berak putih)
Penyebab: bakteri Salmonella pullorum
Gejala : : kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengkerut dan sayap lemah menggantung. Berak putih, Pertumbuhan lamban, Sayap menggantung atau turun, Nafas ter engah-2, Arthritis, produksi telur turun, nafsu makan turun, diare putih ,apabila sembuh dapat menjadi karier, kotoran mengotori kloaka
Pencegahan: Menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang yang digunakan
Penularan : Melalui pakan dan minum, serta peralatan kandang yang kurang bersih
Pengobatan: Ampicilin, colistin,Enrofloxasin. Dan untuk meningkatkan kondisi diberikan vitamin.
5. Koksidiosis (berak darah)
Penyebab: parasit protozoa, Eimeria sp
Gejala : timbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah
Pencegahan: Menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang yang digunakan, memisahkan puyuh yang terinfeksi
Penularan : kontaminasi feses pada peralatan kandang yang kurang bersih, sehingga ookista yang terdapat feses puyuh penderita termakan oleh puyuh sehat.
Pengobatan: Sulfaquinoxaline, amprolium, diclazuril
6. Fowl Pox (cacar unggas)
Penyebab: virus poxvirus
Gejala : : feses berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam, anemia nampak pada pial pucat
Pencegahan: Memisahkan puyuh yang terinfeksi dan menjaga kebersihan kandang
Penularan : kontaminasi pakan, minum serta udara
Pengobatan: tidak ada obatnya, namun untuk mencegah infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik ampicilin, colistin, tetracyclin. Dapat dioleskan neomycin pada luka setelah bungkul cacar terkelupas.
7. Quail Bronchitis
Penyebab: virus adenoviruss
Gejala : : puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir.
Pencegahan: Memisahkan puyuh yang terinfeksi dan menjaga kebersihan kandang
Penularan : sirkulasi udara yang tidak baik atau kandang terlalu padat
Pengobatan: enrofloxasin
8. Aspergillosis
Penyebab: jamur Aspergillus fumigatus
Gejala : : Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang..
Pencegahan: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya
Penularan : penyimpanan pakan yang terlalu lama sehingga berjamur, sirkulasi udara yang tidak baik atau kandang terlalu padat
Pengobatan: pemberian vitamin larut lemak (A,D,E,K) untuk mengurangi pengaruh keracunan akibat jamur (aflatoxin)
Untuk menghindari timbulnya penyakit kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan secara rutin. Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan. Khusus untuk puyuh yang ada luka harus cepat dikeluarkan karena jenis ternak ini mempunyai sifat kanibal.
Penyakit
Itik terbagi menjadi 2 kelompok yaitu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa dan penyakit yang
disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang
kurang tepat. Dan berikut ini adalah beberapa penyakit yang sering menyerang
Itik:
1.
Penyakit Duck
Cholera, yang disebabkan oleh bakteri Pasteurela avicida. Gejalanya adalah mencret,
lumpuh, tinja kuning kehijauan. Cara pencegahannya dengan melakukan sanitasi
kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan
dosis sesuai label obat.
2.
Penyakit
Salmonellosis, disebabkan oleh bakteri typhimurium. Gejalanya adalah pernafasan sesak,
mencret. Cara pencegahannya dengan melakukan sanitasi yang baik, pengobatan
dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan
sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
3.
Salmonellosis, yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Bila menyerang Itik umur 3-15 hari
berakibat kematian tinggi. Penyakit ini dapat terlihat adanya kotoran
warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu
dan mengantuk kedinginan, cepat terengah-engah, bulu kusam, sayap menggantung
kadang terjadi kelumpuhan. Cara pencegahannya dengan menjaga kebersihan kandang
serta makanan dan minum, isolasi Itik yang sakit. Dan lakukan juga pengobatan
dengan obat jenis sulfa dan antibiotik.
4.
Penyakit
Botulismus, yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan dari kuman Clostridium
botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Biasanya
Itik sering memakannya, sehingga akan membuat Itik lesu, lemah, lumpuh, pada
leher kaki dan sayap, nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak
dan kalau berjalan sempoyongan, bulu mudah rontik. Cara pencegahannya
dengan menjaga kebersihan makanan dan hindari makanan basi atau sudah
membusuk dan tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang
masih segar. Lakukan juga pengobatan dengan obat laxanitia pencahar (garam)
5.
Penyakit
Cacing, yang disebabkan oleh jenis cacing yang menyerang pada Itik yang dilepas,
akibatnya membuat Itik tidak nafsu maka, mencret, bulu kusam, kurus dan
produksi turun. Cara pencegahannya dengan menjaga kebersihan kandang, menjaga
kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Lakukan pengobatan juga
dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.
Mengevaluasi
pemberian pakan ternak unggas petelur
1.
Konsumsi pakan
2.
Pertambahan berat badan
3.
Tingkat kematian unggas
4.
Tingkat produktivitas unggas (bagi unggas
yang sudah memasuki masa produktif).
Beberapa Indikator yang Dijadikan Tolak Ukur Dalam Keberhasilan Usaha
Peternakan diantaranya:
1. Tingkat Pertumbuhan Unggas yang Optimal
Unggas yang
mempunyai pertumbuhan cukup baik dipengaruhi beberapa sebab diantaranya asupan
pakan yang bernutrisi, komposisi gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan dan umur
unggas serta jumlah atau takaran yang tepat. Kualitas DOC (anakan ayam) dan DOD
(anakan bebek) harus disertai dengan tingkat pertumbuhan yang baik sehingga
ayam atau bebek mampu tumbuh dengan seragam dan dapat dipanen pada waktu yang
bersamaan.
Pertumbuhan
hewan ternak akan kurang optimal jika :
ü
Kandang terlalu sempit
sehingga jumlah populasi melebihi kapasitas kandang. Jika hal tersebut terjadi,
peternak bisa memindahkan sebagian unggas ke blok kandang yang lain atau cukup
menggeser sekat yang membatasi antar blok kandang sehingga populasi seimbang.
ü
Tempat pakan dan minum
kurang sehingga unggas berebut dalam mendapatkan pakan dan minum. Untuk
mengatasinya dengan memberikan tempat pakan dan minum yang memadai sehingga
unggas tidak berebutan. Biasanya unggas apabila berebut makanan akan berpostur
lebih kecil karena kekurangan nutrisi pakan. Hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian dari peternak.
ü
Ventilasi kurang
lancar sehingga udara pengap dan mengganggu kesehatan unggas. Kandang yang
terlalu pengap akan mengakibatkan suhu udara meningkat sehingga kepanasan. Jika
tidak segera mendapat penanganan yang optimal , unggas bisa menurun staminanya
dan menderita sakit.
ü
Kandang kurang
mendapat penerangan. Kandang yang terlalu gelap menyulitkan peternak dalam
mengontrol kondisi unggasnya. Tempat yang gelap juga membuat unggas banyak
tidur dan tidak mengkonsumsi pakan.
Efisiensi Pakan Ternak
Efisiensi pakan ternak terjadi jika semua pakan yang tersedia dapat dikonsumsi dan dicerna dengan baik tanpa terbuang atau tumpah. Di dalam manajemen atau tata laksana pemeliharaan unggas, pakan yang tumpah atau terbuang sia-sia perlu dihindari. Untuk mengetahui tolak ukur efisiensi pakan dapat diukur dengan konversi pakan atau Feed Consumtion Rate (FCR).
Konversi pakan adalah perbandingan jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan dalam waktu tertentu. Makin kecil angka konversi berarti makin efisien pakan yang kita berikan.
Konversi Pakan
Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi terhadap bobot produksi telur dalam waktu pengamatan yang sama (Hidayat dkk., 2011). FCR merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi penggunaan pakan, semakin rendah nilai FCR, maka semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan pakannya. Standar FCR untuk ayam petelur antara angka 2,0 – 2,2 dan semakin kecil nilai konversi pakan maka semakin efisien pula ayam tersebut dalam memanfaatkan pakan untuk memproduksi telur (Prawitya, 2015). Kualitas pakan yang baik akan diperoleh konversi yang kecil atau efisien. Semakin baik mutu pakan yang diberikan maka semakin baik pula produksi telur yang dihasilkan (Lengkong dkk., 2015). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai FCR antara lain kondisi lingkungan kandang, manajemen pemeliharaan termasuk manajemen pemberian pakan, produksi telur serta konsumsi pakan tiap harinya (Risnajati, 2014).
Ada banyak faktor
yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam ras modern meliputi bibit,
ransum, kesehatan, dan manajemen pemeliharaan. Maka dari itu, untuk mengukur
keberhasilan yang dicapai, peternak membutuhkan data-data/catatan dari kegiatan
sehari-hari di kandang. Proses pencatatan data-data itulah yang disebut
dengan recording, dan hasilnya berupa catatan kandang. Selain untuk
mengevaluasi usaha peternakan yang dikelola peternak (tingkat
keberhasilan/kegagalan), data recording masih memiliki banyak
manfaat lain seperti yang akan kita bahas kali ini.
Komponen Recording
Bagi peternak ayam
dengan pola kemitraan dan skala besar, proses recording yang
berkaitan dengan pencatatan data produksi ayam sudah lazim dilakukan. Di
lapangan, kira-kira komponen recording apa saja yang perlu
mendapat perhatian untuk menunjang keberhasilan program pemeliharaan? Berikut
beberapa di antaranya (Poultry Indonesia, 2006) :
1.
Populasi
Mengetahui jumlah
populasi ayam yang dipelihara sangatlah penting, sehingga jumlah populasi harus
selalu di update. Jika tidak, maka data populasi yang salah bisa
merusak performa (bobot badan dan produksi telur) dan membuat kesalahan dalam
pengobatan, pemberian ransum, vaksin, serta vitamin (bisa kekurangan atau
kelebihan dosis pemberian) sehingga memunculkan kerugian lain seperti
resistensi penyakit hingga pertumbuhan yang tidak seragam.
2.
Deplesi (penyusutan)
Penyusutan di sini
meliputi jumlah ayam yang mati, diafkir, atau hilang. Data ini harus selalu
dicatat karena setiap ada penyusutan dalam jumlah tertentu, maka peternak harus
menyesuaikan jumlah pemberian ransum dengan jumlah populasi akhir. Jumlah
penyusutan juga bisa menjadi kontrol kesehatan, misalnya serangan penyakit yang
menyebabkan mortalitas ayam.
3.
Berat badan
Data berat badan
penting untuk dicatat mengingat secara kontinu berpengaruh terhadap performa
ayam dan kualitas ransum.
4.
Program dan jumlah pemberian
ransum
Data ini juga perlu
mendapat perhatian utama dalam recording untuk mengetahui
jumlah ransum yang dihabiskan, sisanya, serta menjaga ketersediaan stok ransum
di gudang.
5.
Konsumsi air minum
Jumlah air yang
dikonsumsi sangat penting untuk mengevaluasi status kesehatan ayam dan suhu
udara kandang. Meski angka pasti dari konsumsi air agak sulit dihitung, namun
setidaknya peternak tetap perlu menghitung frekuensi pengisian tempat minum
dalam satu harinya.
6.
Produksi telur
Untuk ayam yang
telah bertelur, data mengenai jumlah telur yang dihasilkan per harinya sangat
penting dicatat. Hal ini berguna bagi penentu keberhasilan manajemen
pemeliharaan serta membantu identifikasi ada tidaknya serangan penyakit. Pada peternakan
pembibit (breeder), bahkan perlu ditambah recording jumlah
telur yang menetas, jumlah telur dead in shell, jumlah telur
kosong, dan jumlah telur yang tidak layak untuk ditetaskan.
7.
Riwayat kesehatan (medical
record)
Recording kesehatan termasuk vital dicatat karena diperlukan untuk
melakukan dengan tepat kapan melakukan vaksinasi, pemberian obat, mengontrol
sirkulasi obat (jadwal rolling obat), dan barang penunjang
kesehatan yang lainnya (vitamin, desinfektan, dll).
8.
Stok barang
Stok barang yang harus
dicatat antara lain stok ransum, vaksin, vitamin, obat, desinfektan, sekam,
atau bahan lainnya yang digunakan oleh peternak untuk penunjang produksi.
Kontrol stok barang juga perlu dilakukan untuk meminimalkan “kebocoran” karena
penyelewengan stok dan menjaga ketersediaan barang untuk kelangsungan
pemeliharaan.
Manfaat Recording di Lapangan
Belajar dari pengalaman para peternak yang sudah menerapkan recording secara serius, data yang berasal dari recording ini ternyata memiliki banyak manfaat. Sebelumnya tak jarang peternak yang menganggap bahwa recording hanya cara untuk mengontrol kinerja plasma dan anak kandang, sehingga tujuannya adalah sekadar menghitung untung dan rugi.
Pemahaman seperti itu tidaklah salah 100%, tapi sebenarnya data recording harus dipahami dalam arti yang lebih luas. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari data recording yang lengkap antara lain:
1.
Menjadikan penerapan biosekuriti lebih terkontrol:
Contohnya, rencana kegiatan pemeriksaan kandang atau flok yang diduga terserang penyakit didahului dengan melihat data dari masing-masing flok yang akan didatangi. Telusuri mulai dari kandang yang ayamnya sehat, baru ke kandang yang ayamnya diduga sakit. Tanpa melihat data recording, pemeriksaan yang dilakukan akan asal-asalan. Bila terjadi sebaliknya, petugas lapangan masuk ke kandang sehat setelah sebelumnya kontak dengan ayam sakit. Alhasil bisa berakibat fatal terhadap penularan penyakit.
2.
Menentukan kenyamanan ayam selama proses pemeliharaan:
Contohnya, dengan
mencatat parameter suhu kandang. Jika di waktu-waktu tertentu suhu dalam
kandang terdeteksi sangat tinggi, maka peternak bisa membuka tirai kandang
lebih lebar dan mulai menyalakan kipas angin (fan) suhu cepat turun.
Dengan kondisi suhu yang nyaman tersebut, maka performa produksi ayam pun bisa
optimal.
3.
Sebagai alat bantu dalam mendiagnosa dan menangani kasus penyakit:
Data recording berfungsi
sebagai anamnesa. Anamnesa (sejarah) dibutuhkan untuk melakukan diagnosa
terhadap suatu penyakit. Misalnya data bibit yang digunakan, obat apa saja yang
digunakan, seperti apa program penggunaan obat, pola pemberian ransum dan
jumlah yang dikonsumsi, sumber air minum, bagaimana pemeriksaan uji titer atau
antibodinya, pola kematian, produktivitas ayam, keseragaman, dan lain sebagainya.
Melihat data anamnesa ini merupakan tahap pertama dalam mendiagnosa, sebelum
dilakukannya tindakan bedah ayam. Sebaiknya data recording ayam
yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit ini tidak hanya data dari satu atau
dua siklus pemeliharaan sebelumnya.
4. Membantu memetakan penyakit endemik yang pasti muncul dikandang atau di suatu kawasan peternakan:
Dengan adanya
data recording serangan penyakit dari bulan ke bulan pada
beberapa tahun ke belakang, peternak bisa terus waspada. Pada akhirnya peternak
bisa lebih akurat memprediksikan jenis obat-obatan dan vaksin apa saja yang
harus disediakan beserta jumlahnya. Selain itu, pola serangan penyakit baik
virus maupun bakteri yang terjadi dalam satu flok pun dapat dipetakan.
Berbekal recording, riwayat penyakit yang menjangkiti flok tak lagi
cukup dengan diingat-ingat dan lebih akurat. Peternak juga bisa mengevaluasi
dan menyempurnakan program pencegahan di periode mendatang.
5.
Membantu mengambil keputusan dalam penanganan penyakit
Terkadang beberapa peternak di lapangan kesulitan menerapkan pengobatan, padahal sudah pernah mengalami kasus penyakit serupa pada siklus sebelumnya. Hal ini tentu tidak akan terjadi apabila pencatatan di kandang tersebut berjalan dengan baik. Karena runtutan penggunaan obat yang digunakan bisa dibaca dengan jelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar